115. قَالَ ٱللَّهُ إِنِّى مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ ۖ فَمَن يَكْفُرْ بَعْدُ مِنكُمْ فَإِنِّىٓ أُعَذِّبُهُۥ عَذَابًا لَّآ أُعَذِّبُهُۥٓ أَحَدًا مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
qālallāhu innī munazziluhā ‘alaikum, fa may yakfur ba’du mingkum fa innī u’ażżibuhụ ‘ażābal lā u’ażżibuhū aḥadam minal-‘ālamīn
115. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia”.
Tafsir :
Allahﷻ menjelaskan akan mengabulkan permintaan mereka. Namun, jika masih ada yang kafir setelahnya, maka Allahﷻ akan mengazabnya dengan azab yang pedih yang tidak pernah ditimpakan kepada umat manusia. Hal ini karena telah tegak hujah kepada mereka, bahkan hujah yang bisa disaksikan secara langsung. Mereka telah mengetahui bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam adalah utusan Allah ﷻ, dan mereka juga melihat hidangan yang turun langsung dari langit.
Para ulama berbeda pendapat berkaitan dengan hidangan tersebut, apakah Allahﷻ menurunkan hidangan tersebut atau tidak?
Pendapat pertama: Allahﷻ menurunkan hidangan tersebut. Pendapat ini dipegang oleh mayoritas ulama. Sebagian menjelaskan bahwa turunnya itu pada hari Ahad, sehingga mereka memiliki hari raya per pekan di hari Ahad. Pendapat ini berdalil dengan zahir firman Allahﷻ di atas.
Pendapat kedua: Allahﷻ tidak menurunkan hidangan tersebut. Dalilnya adalah:
- Hawariyyun menjadi takut dengan ancaman azab Allahﷻ yang sangat pedih tersebut.
- Setelah menyebutkan ancaman tersebut, tidak ada penyebutan secara tegas bahwa Allahﷻ menurunkannya, karena ancaman tersebut tentu membuat Hawariyyun khawatir dan tidak disebutkan bahwa mereka tetap melanjutkan permintaannya.
- Kisah hidangan ini tidak disebutkan dalam Injil.
Allahu a’lam. Kita tidak bisa memastikan apakah hidangan ini diturunkan atau tidak karena tidak ada riwayat sahih yang menyebutkan secara lebih tegas tentang hidangan tersebut.