100. قُل لَّا يَسْتَوِى ٱلْخَبِيثُ وَٱلطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ ٱلْخَبِيثِ ۚ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
qul lā yastawil-khabīṡu waṭ-ṭayyibu walau a’jabaka kaṡratul khabīṡ, fattaqullāha yā ulil-albābi la’allakum tufliḥụn
100. Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan”.
Tafsir :
Manusia pada umumnya kagum dengan jumlah yang banyak. Sekalipun itu keburukan. Karenanya seringkali jumlah yang banyak -meskipun salah dan buruk- dijadikan standar kebenaran. Demikian pula jumlah yang banyak sering membuat orang-orang mudah latah untuk mengikuti. Sebaliknya jumlah yang sedikit -walupun benar- sering dipandang sebelah mata dan bahan cibiran. Karena itu janganlah kita sampai terperdaya dengan jumlah yang banyak. Bagaimanapun tidak sama antara kebaikan dan keburukan. Hanya perkara baiklah yang kuantitasnya bernilai. Meski yang baik sedikit sementara yang buruk banyak maka yang benyak tapi buruk tersebut tidak bernilai, karenanya hendaknya tetap memilih yang baik meski sedikit.