80. تَرَىٰ كَثِيرًا مِّنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۚ لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنفُسُهُمْ أَن سَخِطَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِى ٱلْعَذَابِ هُمْ خَٰلِدُونَ
tarā kaṡīram min-hum yatawallaunallażīna kafarụ, labi`sa mā qaddamat lahum anfusuhum an sakhiṭallāhu ‘alaihim wa fil-‘ażābi hum khālidụn
80. Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan.
Tafsir :
Orang-orang kafir yang dimaksud dalam ayat ini adalah kaum musyrikin([1]) dan munafik([2]). Ahli Kitab di zaman Nabi Muhammad ﷺ memberikan loyalitasnya kepada kaum musyrik Quraisy. Ini sebagaimana terjadi dalam perang Khandaq, yang ketika itu Huyay bin Akhthab Al-Nadhiri melakukan provokasi ke Makkah dan mengumpulkan kaum musyrik untuk menyerang Madinah. Demikian juga mereka berloyalitas kepada kaum munafik, sebagaimana mereka bekerjasama dengan ‘Abdullah bin Salul.
Dengan yang demikian itu maka mereka memberikan keburukan yang sangat bagi diri mereka sendiri, berupa kemurkaan Allah ﷻ dan kekekalan dalam neraka. Ini adalah dalil bahwa Allah ﷻ memiliki sifat murka kepada orang-orang yang melakukan kemaksiatan, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Yahudi dan Nasrani.
_______________
Footnote :