71. وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا
wa im mingkum illā wāriduhā, kāna ‘alā rabbika ḥatmam maqḍiyyā
71. Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Tafsir:
Jika pada ayat-ayat sebelumnya Allah ﷻ berbicara tentang detail keadaan mereka yang tidak beriman kepada Hari Kebangkitan, maka pada ayat ini Allah ﷻ merubah kata ganti mereka menjadi kalian, agar maklumat pada ayat ini mencakup keumuman manusia; baik kafir maupun mukmin.([1])
Para ulama sepakat bahwa ayat ini berlaku untuk keumuman manusia, hanya saja mereka berbeda pendapat terkait makna (وَارِدُهَا) pada ayat ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa maknanya adalah hanya lewat (العُبُوْرُ), dan sebagian ulama lain berpendapat bahwa maknanya adalah memasuki (الدُّخُوْلُ).([2])
Pendapat yang mengatakan bahwa makna الوُرُوْدُ adalah العُبُوْرُ, maksudnya adalah bahwa setiap manusia pasti akan melewati Neraka melalui shirath([3]). Shirath adalah jembatan yang berada di atas Neraka, yang akan dilewati setiap manusia ketika hendak menuju Surga. Shirath lebih halus dari rambut, lebih tajam dari pedang, dan pada sisi-sisinya terdapat al-kalaalib, yaitu pengait-pengait yang akan berusaha mencabik-cabik orang yang melewatinya, untuk menjatuhkan mereka ke dalam Neraka. Setiap mukmin pasti akan melewati shirath, bahkan para nabi sekalipun. Adapun orang-orang kafir, mereka tidak akan melewatinya, karena mereka langsung didatangkan ke Neraka Jahannam, sebagaimana pada ayat yang telah berlalu,
﴿ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا﴾
“Kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut.”([4])
Setiap orang akan melewati shirath dengan cara yang berbeda-beda, sebagaimana yang disabdakan Nabi ﷺ,
الْمُؤْمِنُ عَلَيْهَا كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَنَاجٍ مَخْدُوشٌ وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ حَتَّى يَمُرَّ آخِرُهُمْ يُسْحَبُ سَحْبًا
“Ada orang mukmin yang akan melintasi shirath secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, dan ada pula yang secepat kuda dan hewan tunggangan yang amat bagus larinya. Akan ada di antara mereka yang selamat dengan mulus, ada pula yang selamat setelah tercabik-cabik, dan ada pula yang akhirnya dijatuhkan ke dalam Neraka, hingga yang paling terakhir di antara mereka melewatinya dengan merangkak tertatih-tatih.”([5])
Momen menyeberangi shirath adalah momen krusial bagi setiap hamba. Oleh karenanya kelak para nabi akan berdo’a kepada Allah ﷻ untuk umatnya masing-masing ketika mereka sedang melewati shirath,
اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ
“Ya Allah selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku”([6]).
Pendapat pertama ini sesuai dengan penggunaan kata الوُرُوْدُ yang dikenal dalam Bahasa Arab. Perhatikan firman Allah ﷻ:
﴿وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ﴾
“Dan tatkala Ia (Musa) sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya)”([7])
Disini Allah ﷻ menggunakan kata وَرَدَ untuk Nabi Musa AS, padahal beliau AS tidaklah masuk ke dalam sumur, namun beliau hanya berada di sekitaran sumur tersebut.
Sedangkan makna الوُرُوْدُ menurut pendapat kedua, yaitu الدُّخُوْلُ, maka ia juga dikenal penggunaannya dalam Bahasa Arab. Allah ﷻ berfirman,
﴿يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ﴾
“Ia (Fir’aun) berjalan di depan kaumnya pada Hari Kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi”
Jika penggunaan (الوُرُوْدُ) dengan makna (الدُّخُوْلُ) memang dikenal, lalu apa yang dimaksud dengan masuknya orang-orang mukmin ke dalam Neraka? Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang mukmin benar-benar akan masuk ke dalam Neraka, namun api Neraka bagi mereka layaknya api bagi Nabi Ibrahim AS ketika beliau akan dibakar oleh kaumnya, yaitu api yang dingin dan menyelematkan, bukan panas nan membinasakan. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa maksudnya adalah orang-orang mukmin akan menyaksikan orang-orang kafir yang disiksa, di sebuah tempat khusus dalam Neraka yang mana api dan panas Neraka tidaklah mengenai mereka.([8])
Para ulama yang berpendapat bahwa orang-orang beriman juga akan masuk ke dalam Neraka menyebutkan beberapa hikmah dari peristiwa ini, di antaranya,
- Menjadikan orang-orang yang beriman semakin bersyukur. Ketika mereka menyaksikan langsung kedahsyatan Neraka, pasti rasa syukur mereka akan semakin bertambah.
- Menjadikan orang-orang kafir semakin menyesal dan semakin tersiksa. Sebab mereka dipertemukan dan dipermalukan dengan orang-orang yang beriman, yang mana dahulunya mendakwahi mereka.([9])
Kemudian Allah ﷻ menegaskan bahwa keterangan yang disebutkan dalam ayat ini merupakan suatu perkara yang pasti akan terjadi. Tak seorang pun akan terhindar darinya.
________
Footnote:
([1]) Tafsir Ar-Raazy: 21/557
([2]) Tafsir Ar-Raazy: 21/557, Tafsir Al-Qurthubi: 11/136, Tafsir Ibnu Athiyyah: 4/27
([3]) Tafsir Al-Qurthubi: 11/136, Tafsir As-Sa’di: 1/498
([4]) QS. Maryam: 68
([5]) HR. Bukhori no.7440
([6]) HR. Bukhori no.6574 dan Muslim no.182
([7]) QS. Al-Qhasash: 23
([8]) Tafsir Ar-Raazy: 21/558, Tafsir Al-Qurthubi: 11/136
([9]) Tafsir Ar-Raazy: 21/559