67. أَوَلَا يَذْكُرُ ٱلْإِنسَٰنُ أَنَّا خَلَقْنَٰهُ مِن قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْـًٔا
a wa lā yażkurul-insānu annā khalaqnāhu ming qablu wa lam yaku syai`ā
67. Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?
Tafsir:
Kata (يذكر) dalam ayat ini dibaca dengan dua qira’ah. Pertama (يَذْكُرُ), sehingga maknanya “Tidakkah dia ingat?!”. Yang kedua adalah (يَذَّكَّرُ), sehingga maknanya “Tidakkah dia mengambil pelajaran / memikirkan?!”.
Apakah kalian lupa, wahai sekalian manusia, bahwa Allah ﷻ telah menciptakan seluruh manusia dari ketiadaan?! Tidakkah kalian berfikir bahwasanya penciptaan sesuatu dari ketiadaan (penciptaan pertama) jauh lebih hebat dibandingkan menciptakan kembali sesuatu yang pernah ada (penciptaan kedua)?!
Sejatinya orang-orang kafir yang mengingkari Hari Kebangkitan, seperti orang-orang atheis di zaman kita ini, hanyalah mengingkarinya karena ingin hidup semau mereka tanpa memperdulikan aturan apa pun. Karena dengan adanya Hari Kebangkitan atau Hari Pertanggungjawaban, maka mereka akan merasa terganggu karena tidak leluasa melampiaskan hawa nafsu mereka. Sejatinya mereka adalah para pengecut egois yang berlindung di balik jubah logika dan rasio. Semoga Allah ﷻ memberikan hidayah kepada kita dan mereka semua.