155. وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ مُبَارَكٌ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
wa hāżā kitābun anzalnāhu mubārakun fattabi’ụhu wattaqụ la’allakum tur-ḥamụn
155. Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.
Tafsir :
Kemudian Allah ﷻ menyebutkan tentang Al-Qur’an yang merupakan kitab suci yang lebih sempurna daripada Taurat. Hal ini dikarenakan Al-Qur’an mencakup sepuluh wasiat yang ada pada Taurat, dan juga wasiat-wasiat yang lain. Taurat adalah kitab yang agung, namun Al-Qur’an adalah kitab yang lebih agung.
Sesuatu yang Allah ﷻ sebut sebagai mubaarak (diberkahi), adalah sesuatu yang mengandung kebaikan yang amat banyak.([1]) Bulan Ramadan, ia disebut sebagai bulan yang diberkahi karena banyaknya kebaikan di dalamnya. Dalam ayat ini, Allah ﷻ menyebut Al-Qur’an sebagai kitab yang diberkahi, karena memang kebaikannya tidaklah terhingga.
Allah ﷻ mengakhiri ayat ini dengan menyebut rahmat-Nya. Ini adalah isyarat halus dari Allah ﷻ, bahwa besaran kadar rahmat-Nya yang dapat diperoleh seorang hamba, sepadan dengan kadar interaksinya dengan Al-Qur’an. Semakin intens interaksi seorang hamba dengan Al-Qur’an, maka akan semakin besar kadar rahmat-Nya yang ia dapatkan. Mengintensifkan interaksi dengan Al-Qur’an, tentunya dengan membacanya, menghafalnya, mengajarkannya, mentadaburinya, serta mengamalkannya.
_______________
Footnote :