131. ذَٰلِكَ أَن لَّمْ يَكُن رَّبُّكَ مُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا غَٰفِلُونَ
żālika al lam yakur rabbuka muhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā gāfilụn
131. Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah.
Tafsir :
Allah ﷻ berfirman,
﴿ذَٰلِكَ أَن لَّمْ يَكُن رَّبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا غَافِلُونَ. وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُواۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ﴾
“Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah. Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 131-132)
Inilah di antara bentuk keadilan Allah ﷻ, bahwasanya semua orang tidak disamakan oleh Allah ﷻ. Allah ﷻ Mahaadil. Golongan jin dan manusia memiliki derajat masing-masing, baik di Surga, maupun di Neraka, sesuai dengan amal masing-masing. Bahkan, perbedaan antara derajat-derajat di Surga dan Neraka lebih jauh jika dibandingkan dengan derajat-derajat di dunia([1]). Oleh karenanya, Allah ﷻ berfirman,
﴿كُلًّا نُّمِدُّ هَٰؤُلَاءِ وَهَٰؤُلَاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَۚ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا انظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۚ وَلَلْآخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلًا﴾
“Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.” (QS. Al-Isra’: 20-21)
Perumpamaannya, jika derajat para pemiliki harta di dunia diklasifikasikan, maka akan dijumpai orang-orang yang super kaya berada pada tingkatan tertinggi, lalu di bawahnya orang kaya, lalu di bawahnya lagi orang yang setengah kaya, lalu orang biasa, lalu orang miskin, hingga orang yang super miskin dan seterusnya. Adapun derajat di akhirat lebih rinci dari pada derajat yang ada di dunia.
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya Surga terdiri dari sekian ribu derajat, sesuai dengan jumlah ayat di dalam Al-Qur’an([2]). Demikian pula Neraka, yang terdiri dari دَرَكَات ‘derajat-derajat di dalam neraka’, yang akan dihuni sesuai dengan tingakatan amalan keburukan yang dilakukan. Allah ﷻ akan menghisab amalan setiap hamba dengan detail. Oleh karenanya, Allah ﷻ berfirman,
﴿وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُواۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ﴾
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Tidak sama antara orang yang bersedekah sedikit dengan orang yang bersedekah banyak. Tidak sama antara orang yang membaca Al-Qur’an sedikit dengan orang yang membaca Al-Qur’an banyak. Tidak sama antara orang yang masih perhitungan kepada orang tuanya, dengan orang yang tidak perhitungan kepada orang tuanya ketika berbakti kepada keduanya. Tidak sama antara orang yang tanggung-tanggung membantu dalam berdakwah, dengan orang yang serius membantu dalam berdakwah. Tidak sama antara orang yang setengah-setengah dalam menjalankan Islam, dengan orang yang semangat dan serius dalam menjalankan Islam. Dan seterusnya. Allah ﷻ tidak mungkin menyamakan mereka semua. Derajat para hamba akan sesuai dengan amalan mereka
Allah ﷻ menutup ayat ini dengan firman-Nya,
﴿وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ﴾
“Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Allah ﷻ Maha Mengetahui apa saja yang dikerjakan dan apa saja yang disangkakan oleh setiap hamba. Diriwayatkan oleh Abu Dzar (RA), bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan barang sedikit pun, meskipun hanya sekedar tersenyum ketika bertemu dengan saudaramu.”([3])
Nabi Muhammad ﷺ juga bersabda,
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan bersedekah separuh kurma. Jika kalian tidak mendapatkannya, maka bertutur katalah yang baik.”([4])
________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir al-Qurthubi (7/87-88).