48. وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَأَدْعُوا۟ رَبِّى عَسَىٰٓ أَلَّآ أَكُونَ بِدُعَآءِ رَبِّى شَقِيًّا
wa a’tazilukum wa mā tad’ụna min dụnillāhi wa ad’ụ rabbī ‘asā allā akụna bidu’ā`i rabbī syaqiyyā
48. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku”.
Tafsir:
Di sini Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam kembali mengutarakan husnuzhannya bahwa Allah ﷻ akan mengabulkan doanya agar memberikan hidayah dan ampunan kepada sang ayah. Namun, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, beliau AS akhirnya dilarang dari mendoakan hal itu.
Ada beberapa faedah dari ayat ini:
Pertama, Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam tidaklah mengetahui hal gaib. Beliau AS masih berharap bahwa sang ayah akan menerima kebenaran dan mendapatkan ampunan dari Allah ﷻ.
Kedua, tidak semua doa dikabulkan oleh Allah ﷻ. Jangankan doa kita, sebagian doa para nabi saja bisa jadi tidak dikabulkan oleh Allah ﷻ. Yang terpenting bagi kita adalah meyakini bahwa Allah ﷻ lah yang lebih mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.