60. وَهُوَ ٱلَّذِى يَتَوَفَّىٰكُم بِٱلَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِٱلنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰٓ أَجَلٌ مُّسَمًّى ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
wa huwallażī yatawaffākum bil-laili wa ya’lamu mā jaraḥtum bin-nahāri ṡumma yab’aṡukum fīhi liyuqḍā ajalum musammā, ṡumma ilaihi marji’ukum ṡumma yunabbi`ukum bimā kuntum ta’malụn
60. Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.
Tafsir :
Dengan ayat ini Allah ﷻ menjelaskan bahwa semua berjalan dengan keputusan Allah ﷻ. Allah ﷻ sangatlah berkuasa dan mampu untuk menidurkan seluruh manusia untuk selama-lamanya. Karenanya, di antara doa Rasulullah ﷺ sebelum tidur adalah,
بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا ، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ
“Dengan asma-Mu wahai Tuhanku, aku menyandarkan sisi badanku, dan dengan asma-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau mengambil nyawaku, maka ampunilah ia. Dan jika Engkau melepaskannya kembali, maka jagalah ia sebagaimana engkau menjaga badan hamba-hambaMu yang saleh.”([1])
Para ulama menjelaskan bahwa Allah ﷻ menggunakan kata وَفَاةٌ (wafat) untuk mengungkapkan ( نَوْمٌ )tidur , dan menggunakan kata يَبْعَثُ (membangkitkan) sebagai ungkapan dari يُوْقِظُ (membangunkan dari tidur), untuk mengisyaratkan tentang dalil adanya Hari Kebangkitan.([2]) Sebagaimana Allah ﷻ mampu menidurkan dan membangunkan manusia di dunia, maka Allah ﷻ pun mampu mematikan dan membangkitkan mereka kelak pada Hari Kiamat.
________________
Footnote :