58. قُل لَّوْ أَنَّ عِندِى مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِۦ لَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ بَيْنِى وَبَيْنَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِٱلظَّٰلِمِينَ
qul lau anna ‘indī mā tasta’jilụna bihī laquḍiyal-amru bainī wa bainakum, wallāhu a’lamu biẓ-ẓālimīn
58. Katakanlah: “Kalau sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim.
Tafsir :
Allah ﷻ perintahkan Rasulullah ﷺ untuk berkata kepada mereka (orang-orang kafir), bahwasanya jika saja kekuasaan untuk menurunkan azab atas mereka ada di tangan Rasulullah ﷺ, tentu perkaranya telah selesai. Artinya, azab tersebut tentu akan segera Rasulullah ﷺ turunkan atas mereka tanpa menunda-nunda.([1]) Hanya saja kekuasaan akan hal itu hanyalah milik Allah ﷻ. Dan Allah ﷻ Maha Mengetahui akan siapa di antara mereka yang berhak mendapatkan hidayah di kemudian hari, dan siapa di antara mereka yang berhak mendapatkan azab. Sehingga, Dialah Yang Maha Mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menurunkan azab atas mereka.
Lain halnya pada beberapa kondisi, seperti kejadian di Taif, di mana Rasulullah ﷺ dilempari dengan batu dan diusir. Allah ﷻ pun mengutus malaikat gunung kepada Rasulullah ﷺ, yang kemudian menawarkan kepada beliau ﷺ,
إنْ شِئْتَ أنْ أُطْبِقَ عليهمُ الأخْشَبَيْنِ
“Wahai Muhammad, jika engkau menghendaki, maka aku akan menimpakan dua gunung ini kepada mereka.”
Rasulullah ﷺ pun menjawab,
بَلْ أرْجُو أنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِن أصْلابِهِمْ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ وحْدَهُ لا يُشْرِكُ به شيئًا
“Jangan! Sungguh aku sangat berharap semoga Allah mengeluarkan dari keturunan mereka, generasi yang mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”([2])
Memang saat itu kaum musyrik di Taif berbuat jahat kepada Rasulullah ﷺ, namun mereka tidak menantang Rasulullah ﷺ dengan meminta penyegeraan azab, sebagaimana yang dilakukan kaum kafir Quraisy pada ayat yang sedang dijelaskan.
_______________
Footnote :