43. فَلَوْلَآ إِذْ جَآءَهُم بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا۟ وَلَٰكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
falau lā iż jā`ahum ba`sunā taḍarra’ụ wa lāking qasat qulụbuhum wa zayyana lahumusy-syaiṭānu mā kānụ ya’malụn
43. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.
Tafsir :
Ini benar adanya, bahwa sebagian orang jika diberikan musibah bukannya kembali kepada Allah ﷻ, namun justru semakin bertambah membangkang. Padahal, bukankah ketika diberikan teguran, seharusnya seorang mukmin itu tersadar dari kelalaiannya?! Sebagai contoh ketika saat ini wabah Covid-19 merajalela, banyak orang yang tidak kembali kepada Allah ﷻ sembari menganggap bahwa wabah tersebut hanya sekadar fenomena alam. Benar adanya bahwa semua ini merupakan fenomena alam, akan tetapi ada sebabnya, yaitu dosa-dosa yang telah kita lakukan. Sungguh Inti dari musibah ini adalah agar kita kembali kepada-Nya.