18. قَالَتْ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِٱلرَّحْمَٰنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا
qālat innī a’ụżu bir-raḥmāni mingka ing kunta taqiyyā
18. Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”.
Tafsir:
Ini seperti yang dialami Nabi Yusuf AS, sebagaimana Allah ﷻ kisahkan,
﴿وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ﴾
“Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 24)
Ini adalah hal yang manusiawi, yakni seorang manusia akan tergerak syahwatnya oleh godaan paras indah lawan jenisnya, seperti yang terjadi pada Nabi Yusuf AS dan juga pada Maryam -sebagaimana disebutkan oleh Al-Alusi dalam tafsirnya([1])-.
Namun demikianlah sifat seorang hamba yang bertakwa, mereka segera berlindung kepada Allah ﷻ dari godaan yang menghampirinya, yang dapat menggelincirkannya kepada kebinasaan.
Perhatikan bagaimana dalam ucapan di atas tergabung dua hal yang menghasilkan perlindungan sempurna bagi Maryam, yaitu,
Pertama: Berlindung kepada Allah ﷻ.
Maryam sadar, bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkannya dari godaan yang berat tersebut kecuali Allah ﷻ.
Kedua: Mengingatkan lelaki tersebut akan Allah ﷻ.
_______
Footnote: