104. نَّحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ إِذْ يَقُولُ أَمْثَلُهُمْ طَرِيقَةً إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا يَوْمًا
naḥnu a’lamu bimā yaqụlụna iż yaqụlu amṡaluhum ṭarīqatan il labiṡtum illā yaumā
104. Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja”.
Tafsir:
Allah ﷻ menyatakan bahwa perkataan yang paling benar di antara mereka, adalah bahwa mereka tidaklah tinggal di dunia kecuali hanya satu hari. Mengapa demikian? Karena perkataan inilah yang paling menunjukkan keputus asaan mereka, serta kedahsyatan Hari Kiamat. Benar sekali jika ketika melihat kedahsyatan Hari Kiamat, hidup mereka di dunia yang selama puluhan bahkan ratusan tahun hanya terasa bagaikan satu hari.([1]) Allah ﷻ berfirman,
﴿قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ﴾
“Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”. Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung”. Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.” (QS. Al-Mukminun: 112-114)
Dalam ayat lain, Allah ﷻ menjelaskan hakikat kehidupan dunia dengan firman-Nya,
﴿اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ﴾
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah ﷻ serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid: 20)
Kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau, yang keduanya adalah sesuatu yang cepat berakhir. Setelah manusia yang tadinya ingkar memasuki kehidupan yang hakiki, mulai dari alam barzakh, kemudian kemudian kehidupan Akhirat, barulah mereka akan tersadar akan betapa singkat dan hinanya kehidupan dunia ini. Kelak barulah mereka akan menyesal, mengapa dahulu mereka mengorbankan kebahagiaan kehidupan mereka yang hakiki, demi meraih kebahagiaan pada kehidupan mereka yang fana nan sementara.
______
Footnote: