68. رَبَّنَآ ءَاتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ ٱلْعَذَابِ وَٱلْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
rabbanā ātihim ḍi’faini minal-‘ażābi wal’an-hum la’nang kabīrā
68. Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.
Tafsir :
Tujuan pertama: agar para pemimpin dan pembesar mereka mendapatkan azab dua kali lipat dan laknat yang besar.
Tujuan kedua: meminta agar Allah ﷻ memaafkan mereka, karena mereka hanya mengikuti para pemimpin dan pembesar mereka.
Akan tetapi Allah ﷻ tidak menerima permintaan maaf mereka, karena tidak mungkin mereka mengikuti kecuali ada sesuatu yang sesuai dengan hawa nafsu mereka([1]). Mereka memiliki akal untuk bisa memilah mana yang baik dan benar akan tetapi hawa nafsu mereka telah mengalahkan mereka.
Mustahil pada zaman sekarang seseorang mengikuti keburukan tanpa mengetahui kebenarannya. Maka hendaknya kita harus berhati-hati, jika ada kesalahan dari pemimpin kita maka jangan sampai kita ikuti atau kita dukung. Sungguh akan ada orang-orang yang masuk neraka Jahanam karena mengekor buta kepada pemimpin mereka.
Permintaan mereka agar para pemimpin dan pembesar mereka mendapatkan azab dua kali lipat dan laknat yang besar, maka ini sangat mungkin diterima. Hal ini dikarenakan para pemimpin dan pembesar telah melakukan dua kesalahan; pertama: mereka sesat dan kedua: mereka menyesatkan.
Mereka meminta hal tersebut untuk melepaskan rasa amarah mereka kepada para pemimpin dan pembesar mereka. Akan tetapi, apakah hal tersebut dapat mengurangi azab mereka? Jawabannya tidak.
_________________
Footnote :
[1] Lihat: at-Tahrir wa at-Tanwir (22/118).