66. يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِى ٱلنَّارِ يَقُولُونَ يَٰلَيْتَنَآ أَطَعْنَا ٱللَّهَ وَأَطَعْنَا ٱلرَّسُولَا۠
yauma tuqallabu wujụhuhum fin-nāri yaqụlụna yā laitanā aṭa’nallāha wa aṭa’nar-rasụlā
66. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”.
Tafsir :
Allah ﷻ berfirman,
﴿ يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا. وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا ﴾
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”. Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).” (QS. Al-Ahzab: 66-67)
Di antara siksaan penduduk neraka adalah mereka diazab pada bagian-bagian tubuh yang sangat sensitif. Wajah adalah bagian tubuh yang sangat sensitif, padanya berisi banyak indra seperti indra penciuman, perasa, penglihatan, dan pendengaran. Wajah adalah bagian yang paling mulia pada diri manusia, akan tetapi wajah inilah yang akan menjadi bahan siksaan pada hari kiamat kelak. Wajah tersebut dibakar, diseret, dan mereka berjalan di atas wajah seperti firman Allah ﷻ,
﴿ يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ﴾
“(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka.” (QS. Al-Qamar: 48)
Allah ﷻ berfirman,
﴿ أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ …﴾
“Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya…..”(QS. Al-Mulk: 22)
Mereka menyesal karena mengikuti pemimpin dan pembesar mereka. Terdapat perbedaan ulama dalam penafsiran سَادَة dan كُبَرَاءَ. Ada yang mengatakan bahwa سَادَة lebih besar dari كُبَرَاءَ, dan ada yang mengatakan sebaliknya. Pendapat yang lebih tepat adalah yang dijelaskan oleh Thahir bin Asyur bahwa sayyid lebih mulia dari kabir. Karena sayyid biasanya digunakan untuk orang terpandang/penguasa dalam sebuah kabilah.([1])
Allah ﷻ dengan tegas menjelaskan tujuan mereka mengungkapkan penyesalan ini dalam ayat berikutnya.
________________
Footnote :