34. وَٱذْكُرْنَ مَا يُتْلَىٰ فِى بُيُوتِكُنَّ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ وَٱلْحِكْمَةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا
ważkurna mā yutlā fī buyụtikunna min āyātillāhi wal-ḥikmah, innallāha kāna laṭīfan khabīrā
34. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.
Tafsir :
Banyak tafsiran berkaitan dengan kata وَاذْكُرْ. Ada yang mengatakan ingatlah, bacalah, dan ada yang mengatakan sampaikanlah. Mereka diperintahkan untuk mengingat, membaca, atau menyampaikan apa yang Rasulullah ﷺ ajarkan kepada mereka.([1])
Maksud dari آيَاتِ اللَّهِ adalah Al-Qur’an, dan maksud dari وَالْحِكْمَةِ adalah sunah Rasulullah ﷺ.([2])
Sifat Allah Al-Lathif artinya adalah Allah ﷻ membawa kebaikan kepada seorang hamba dan menghindarinya dari keburukan tanpa dia sadari. ([3])
Lihatlah! Bagaimana Lathifnya Allah ﷻ kepada Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Sehingga dia mengatakan,
﴿ إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ ﴾
“Sesungguhnya Rabbku lembut terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS. Yusuf: 100)
Hal ini dikarenakan Nabi Yusuf mendapatkan kenikmatan secara perlahan tanpa dia sadari. Dimulai dari dirinya dibuang di sumur, dijual sebagai budak, dituduh berzina, dipenjara, hingga akhirnya dia diangkat menjadi bendaharawan Mesir.
Begitu juga dalam ayat Al-Ahzab ini, Allah ﷻ telah memberikan kenikmatan kepada istri-istri Rasulullah ﷺ tanpa mereka sadari. Allah ﷻ menjadikan mereka menikah dengan Rasulullah ﷺ dan menemaninya hingga akhir hayatnya. Dengan susah payahnya mereka hidup bersama Rasulullah ﷺ, maka semua ini merupakan kebaikan bagi mereka yang tidak didapatkan oleh wanita-wanita lainnya. Di antara kenikmatan yang mereka dapat dengan hidup bersama Rasulullah ﷺ adalah nikmat mendengar Al-Qur’an dan sunah Rasulullah ﷺ. Sehingga Allah ﷻ memerintahkan mereka untuk mengingat hal-hal tersebut. Lalu Allah ﷻ tutup ayat ini dengan sifat Lathif-Nya karena Allah ﷻ memberikan kenikmatan tersebut tanpa mereka sadari.
_____________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ibnu Athiyah (4/384-385).