87. قَالُوا۟ مَآ أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَٰكِنَّا حُمِّلْنَآ أَوْزَارًا مِّن زِينَةِ ٱلْقَوْمِ فَقَذَفْنَٰهَا فَكَذَٰلِكَ أَلْقَى ٱلسَّامِرِىُّ
qālụ mā akhlafnā mau’idaka bimalkinā wa lākinnā ḥummilnā auzāram min zīnatil-qaumi fa qażafnāhā fa każālika alqas-sāmiriyy
87. Mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya”.
Tafsir:
Allah ﷻ berfirman,
﴿قَالُوا مَا أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَكِنَّا حُمِّلْنَا أَوْزَارًا مِنْ زِينَةِ الْقَوْمِ فَقَذَفْنَاهَا فَكَذَلِكَ أَلْقَى السَّامِرِيُّ، فَأَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ فَقَالُوا هَذَا إِلَهُكُمْ وَإِلَهُ مُوسَى فَنَسِيَ﴾
“Mereka berkata, kami tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, akan tetapi kami harus membawa beban berat dari perhiasan kaum tersebut, kemudian kami melemparkan perhiasan-perhiasan tersebut, dan demikian pula Samiri melemparkannya.” Kemudian (dari lubang api itu) dia (Samiri) mengeluarkan (patung) anak sapi yang bertubuh dan bersuara untuk mereka, maka mereka berkata, Inilah Tuhanmu dan Tuhannya Musa ‘Alaihissalam, tetapi dia (Musa ‘Alaihissalam) telah lupa.” (QS. Thaha: 87-88)
Perhiasan apa yang mereka maksud?
Dan yang dimaksud dengan perhiasan kaum, adalah emas milik suku Qibthi yang dibawa oleh Bani Israil ketika pergi melarikan diri dari Mesir. Setelah mereka selamat, Nabi Harun AS memerintahkan mereka untuk mengumpulkan semua emas bawaan tersebut dalam satu lubang, untuk kemudian diserahkan penindaklanjutannya kepada Nabi Musa ‘Alaihissalam.
Samiri pun mengambil emas tersebut, lalu membuat patung anak sapi darinya, sembari mencampurkan padanya bekas pijakan kuda Malaikat Jibril yang ia ambil pada peristiwa penenggelaman Fir’aun([1]). Patung anak sapi tersebut dapat mengeluarkan suara, namun tidak jelas dan bukan berupa perkataan yang dimengerti, melainkan hanya semacam bunyi yang ditimbulkan oleh aliran angin yang masuk dari arah duburnya, lalu keluar melalui mulutnya, semacam siulan.([2])
Mengapa Samiri memilih bentuk sapi, bukan bentuk lainnya? Ada dua hal yang disebutkan oleh ulama terkait pertanyaan ini([3]), yaitu:
Pertama: Samiri bukanlah termasuk Bani Israil, namun ia selalu menyertai mereka. Dahulunya Samiri adalah penyembah sapi. Meskipun ia telah lama menjadi pengikut Musa ‘Alaihissalam, akan tetapi kecintaan terhadap penyembahan sapi masih terpatri di hatinya.
Kedua: Samiri terinspirasi dari berhala sapi yang ia lihat bersama Bani Israil. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ﷻ,
﴿وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَى قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَى أَصْنَامٍ لَهُمْ قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ، إِنَّ هَؤُلَاءِ مُتَبَّرٌ مَا هُمْ فِيهِ وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ، قَالَ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِيكُمْ إِلَهًا وَهُوَ فَضَّلَكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ﴾
“Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: “Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)”. Musa menjawab: “Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”. Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan. (Musa berkata): “Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat.” (QS Al-A’rof: 138-140)
Samiri dan para pengikutnya kemudian mulai menyerukan kepada Bani Israil, bahwa sebenarnya sapi ini adalah Tuhan mereka dan juga Tuhannya Musa, hanya saja Musa lupa mengabarkan perihal tuhan ini kepada kalian, dan karenanya Musa pun pergi ke bukit Thursina untuk mencari tuhannya!! Alangkah naifnya akal Bani Israil! Bagaimana mungkin mereka tertipu dan terpalingkan dari Allah Tuhan semesta alam, oleh patung anak sapi yang bersuara tak jelas tersebut?! Bahkan mereka mengatakan bahwa Musa ‘Alaihissalam telah lupa, dan salah selama ini dalam menuha nkan Allah ﷻ?!([4])
_______
Footnote:
([1]) Lihat: Tafsir Ibnu Katsir 5/291 dan 3/475
([2]) Lihat: Tafsir Ibnu Katsir 5/291
([3]) Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi 1/65
([4]) Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi 3/172
Namun sebagian ulama berpendapat bahwa yang disebut lupa dalam ayat bukanlah Musa AS, akan tetapi Samiri, yakni Samiri lupa akan imannya dan islamnya, atau Samiri lupa bahwasanya sapi tidak bisa membalas perkataan, atau nasiya dimaknai sebagai taraka yang bermakna meninggalkan, jadi Samiri meninggalkan agama Musa AS yang telah dia ikuti.