18. ۞ قَدْ يَعْلَمُ ٱللَّهُ ٱلْمُعَوِّقِينَ مِنكُمْ وَٱلْقَآئِلِينَ لِإِخْوَٰنِهِمْ هَلُمَّ إِلَيْنَا ۖ وَلَا يَأْتُونَ ٱلْبَأْسَ إِلَّا قَلِيلًا
qad ya’lamullāhul-mu’awwiqīna mingkum wal-qā`ilīna li`ikhwānihim halumma ilainā, wa lā ya`tụnal-ba`sa illā qalīlā
18. Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya: “Marilah kepada kami”. Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar.
Footnote :
Firman Allah ﷻ,
﴿ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الْمُعَوِّقِينَ مِنْكُمْ وَالْقَائِلِينَ لِإِخْوَانِهِمْ هَلُمَّ إِلَيْنَا وَلَا يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلَّا قَلِيلًا ﴾
“Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kalian dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya: “Marilah kepada kami”.”
Dalam ayat ini Allah ﷻ menekankan bahwasanya orang-orang munafik yang ada pada perang Ahzab terdapat dua model:
Pertama: الْمُعَوِّقِينَ, yaitu orang-orang munafik yang menghalangi manusia dari jalan Allah ﷻ dan dari berjihad.([1])
Kedua: الْقَائِلِينَ لِإِخْوَانِهِمْ, yaitu orang-orang munafik yang memanggil saudara-saudara mereka yang berada di peperangan untuk tidak berperang dan meninggalkan Nabi Muhammad ﷺ. Mereka menarik orang yang telah berada di medan peperangan agar mundur. Model kedua ini lebih berbahaya dari model yang pertama.
Huruf وَ pada kalimat الْمُعَوِّقِينَ مِنْكُمْ وَالْقَائِلِينَ adalah huruf athaf untuk dua hal yang berbeda, sehingga pada ayat ini Allah sedang menyebutkan dua model orang-orang munafi, meskipun sebagian ulama memandang bahwa huruf وَ ini adalah huruf athaf untuk dua hal yang sama dengan sifat yang berbeda, yaitu kedua sifat tersebut adalah sifat dari satu model orang-orang munafiq yang sama.
Pada ayat ini juga Allah ﷻ menggunakan fiil mudhari’ يَعْلَمُ. Dalam bahasa Arab jika قَدْ masuk kepada fiil mudhari’ maka berfaedah taqlil ‘terkadang’ atau taktsir ‘sering’. Contohnya,
قَدْ يَجُوْدُ الْبَخِيْلُ \ قَدْ يَنْجَحُ الْكَسْلَان
“Terkadang orang pelit itu dermawan/terkadang orang yang malas itu berhasil.”
Namun, dalam firman-Nya قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ tidak kita artikan ‘terkadang Allah ﷻ tahu’. Akan tetapi, kita mengartikannya seperti قَدْ yang masuk kepada fiil madhi yang berfaedah untuk penekanan. Sehingga artinya “Sesungguhnya Allah mengetahui”. Mengapa didatangkan dengan bentuk fiil mudhari’? Karena ilmu Allah ﷻ berkesinambungan tiada henti. Tidak ada kejahilan pada diri Allah ﷻ walaupun hanya sesaat.([2])
Ini juga menunjukkan bahwa Allah ﷻ Maha Tahu segala perkara dengan detail. Kita bisa membayangkan betapa luasnya dunia ini banyak peristiwa terjadi tanpa henti-hentinya. Akan tetapi, Allah ﷻ mengetahui semua yang terjadi secara detail. Begitu juga dalam ayat ini, Allah ﷻ mengetahui semua tentang keadaan orang-orang munafik dengan model-modelnya.
Berbeda dengan manusia yang ketika disibukkan dengan sesuatu maka dia akan melupakan yang lain. Adapun ilmu Allah ﷻ Maha Sempurna. Allah ﷻ berfirman,
﴿ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا ﴾
“dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya.” (QS. Al-An’am: 59)
Ini menunjukkan ilmu Allah ﷻ maha luas. Sehingga Allah ﷻ mengetahui dan menjelaskan perkataan orang-orang munafik dan metode mereka dalam menghalangi dan membuat mujahidin mundur dalam perang.
Firman Allah ﷻ,
﴿ وَلَا يَأْتُونَ الْبَأْسَ إِلَّا قَلِيلًا ﴾
“Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar.”
Maksudnya mereka hanya sesekali mengikuti peperangan dan itu pun karena riya’. Seandainya tidak ada yang melihat mereka tidak akan datang dalam peperangan. Mereka tidaklah beribadah kecuali hanya sedikit. Allah ﷻ yang lain,
﴿ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا ﴾
“Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa: 142)
_______________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir al-Qurthubi (14/151-152).
([2]) Lihat: Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Ibnu Utsaimin, surah Al-Ahzab hlm: 142.