2. وَٱتَّبِعْ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
wattabi’ mā yụḥā ilaika mir rabbik, innallāha kāna bimā ta’malụna khabīrā
2. dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tafsir :
Terdapat khilaf di antara ulama tentang maksud pada permulaan ayat, lafal اتَّبِعْ berbentuk mufrad/tunggal -yang ditujukan kepada Nabi Muhammad ﷺ -, sedangkan di akhir ayat disebutkan تَعْمَلُونَ dalam bentuk jamak/plural -ditujukan kepada orang-orang beriman-. Sebagian ulama berpendapat ayat tersebut menunjukkan bahwa meskipun khithab/pembicaraan ditujukan kepada Nabi Muhammad ﷺ, tetapi yang dimaksud adalah umat beliau ﷺ. Oleh karenanya, Allah ﷻ menyebutkan تَعْمَلُونَ dalam bentuk jamak/plural di akhir ayat.
Sebagian ulama lain berpendapat bahwa khithab tetap ditujukan kepada Nabi Muhammad ﷺ, tetapi Allah ﷻ tetap menggunakan lafal jamak sebagai bentuk pengagungan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad ﷺ. ([1])
Ini menjadi hal yang biasa di dalam bahasa Arab, sebagaimana sebagian orang memanggil temannya dengan menyebut أَنْتُمْ ‘kalian’, padahal yang dituju hanya satu orang. Tentu saja, ini dibolehkan, karena sebagai bentuk penghormatan.
Bahkan, dibolehkan juga menggunakan أَنْتُمْ ‘kalian’ jika ditujukan kepada wanita. Contohnya adalah ketika Rasulullah ﷺ turun dari gua Hira menuju rumahnya dalam keadaan gemetar. Setelah sampai rumah dan bertemu istrinya, Khadijah radhiyallahu ‘anha, maka beliau ﷺ bersabda,
زَمِّلُوْنِيْ, زَمِّلُوْنِيْ
“Selimutilah aku, selimutilah aku.”
Dengan menggunakan bentuk jamak/plural dan pembicaraan yang ditujukan kepada para lelaki. Begitu juga dengan sabda Nabi Muhammad ﷺ kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pada saat haditsatul ifk,
كَيْفَ تِيْكُمْ؟
“Bagaimana kondisimu?” (padahal كُمْ ditujukan untuk kata ganti orang kedua lelaki jamak)
Termasuk di antaranya adalah ketika seseorang berkata tentang ‘saya’, tetapi dengan menyebutkan ‘kami’. Rasulullah ﷺ menggunakan bentuk jamak/plural dan ini termasuk uslub yang banyak digunakan di dalam bahasa Arab. Uslub seperti ini juga banyak ditemui di dalam Al-Quran, di mana Allah ﷻ menyebutkan ‘kami’, tetapi yang dimaksud adalah tunggal, yaitu Allah ﷻ yang Maha Esa sebagai bentuk pengagungan.
________________
Footnote :