2. يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۚ وَهُوَ ٱلرَّحِيمُ ٱلْغَفُورُ
ya’lamu mā yaliju fil-arḍi wa mā yakhruju min-hā wa mā yanzilu minas-samā`i wa mā ya’ruju fīhā, wa huwar-raḥīmul-gafụr
2. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.
Tafsir :
Firman Allah ﷻ,
﴿ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ ﴾
“Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi.”
Allah ﷻ mengetahui segala sesuatu yang masuk ke bumi. Kita ketahui bahwasanya yang masuk ke dalam bumi sangat banyak seperti air hujan, hewan-hewan, serangga, dan biji-bijian. Semuanya Allah ﷻ ketahui secara detail, hal ini dikarenakan Allah ﷻ yang menciptakannya. Kaidahnya sangat jelas,
﴿ أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ ﴾
“Bukankah yang menciptakan lebih mengetahui terhadap yang diciptakan?” (QS. Al-Mulk: 14)
Allah ﷻ menciptakan manusia dengan detail, di mulai dari saraf-sarafnya hingga urat nadinya semuanya Allah ﷻ ketahui. Dikatakan bahwa di dalam mata terdapat jutaan saraf, jika ada satu saraf yang terputus maka kemungkinan bisa menyebabkan penglihatan yang tidak normal.
Firman Allah ﷻ,
﴿ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ ﴾
“Dan apa yang ke luar dari padanya dan apa yang turun dari langit”
Yang keluar dari tanah sangat banyak seperti hewan-hewan, tumbuhan, dan yang lainnya. Semua itu Allah ﷻ ketahui dengan detail.
Allah ﷻ juga mengetahui segala sesuatu yang turun dari langit seperti hujan, debu-debu, malaikat yang turun dari langit, jin-jin yang terbang yang kemudian turun ke bumi, dan yang lainnya.
Firman Allah ﷻ,
﴿ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ﴾
“dan apa yang naik ke langit”
Allah ﷻ mengetahui segala sesuatu yang naik ke langit. Terdapat faedah bahasa yang disebut oleh para ahli tafsir dengan metode tadhmin. Dalam firman-Nya, وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا seharusnya huruf فِي diganti dengan إلى. Lalu mengapa Allah ﷻ menggunakan kata فِي? Terdapat dua metode berkaitan dengan masalah ini:
Pertama: bisa dengan menafsirkan huruf tersebut dengan huruf lain yang lebih cocok. Mereka menafsirkan kata فِيهَا dengan إليها. Sehingga maknanya Allah ﷻ mengetahui segala sesuatu yang naik ke langit
Kedua: dengan uslub tadhmin. Maksudnya kata kerja tersebut mengandung makna yang lain yang tersembunyi. Sehingga firman-Nya وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ditafsirkan dengan وَمَا يَعْرُجُ إليها فَيَدْخُلُ فِيْهَا ‘segala sesuatu yang naik ke langit dan masuk ke dalamnya’. Sehingga terdapat tadhmin kata kerja ‘masuk’. Bagaimana bisa diketahui bahwa ini mengandung tadhmin kata kerja ‘masuk’? karena Allah ﷻ menggunakan huruf فِي.
Hal ini seperti firman Allah ﷻ,
﴿ عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ ﴾
“(yaitu) mata air yang minum dari padanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.” (QS. Al-Muthaffifin: 28)
Seharusnya ayat ini diterjemahkan dengan “mata air yang penghuni surga minum dengannya”. Akan tetapi terjemah ini tidak pas, karena penghuni surga “meminum mata air” bukan “meminum dengan mata air”. Oleh karenanya para ulama menyelesaikan permasalahan ini dengan dua metode di atas. Ada yang mengartikan huruf بِ di sini dengan مِنْ, dan ada juga yang mengartikannya dengan uslub tadhmin, yaitu terdapat kata kerja lain yang terkandung di dalam kalimat ini. Sehingga secara lengkapnya ayat ini berbunyi,
عَيْنًا يَشْرَبُ مِنْهَا وَيَتَلَذَّذُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ
“Penghuni surga meminum dari mata air dan mereka berlezat-lezat dengannya.”
Mengapa Allah ﷻ tidak menggunakan kalimat عَيْنًا يَشْرَبُ مِنْهَا? Hal ini agar tidak disangka bahwa penghuni surga meminum darinya karena kehausan dan tidak merasakan kelezatan. Begitu juga jika hanya menggunakan kata وَيَتَلَذَّذُ بِهَا saja maka dikhawatirkan disangkakan bahwa penghuni surga hanya merasakan kelezatan hanya dengan sekedar memandangnya dan tanpa meminumnya. Oleh karenanya Allah ﷻ menggunakan kalimat عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا yang mengandung dua makna, yaitu mereka meminum bukan karena haus dan mereka berlezat-lezat dengan meminumnya, bukan hanya sekedar memandangnya. Inilah contoh uslub tadhmin pada ayat ini. ([1])
Firman Allah ﷻ,
﴿ وَهُوَ الرَّحِيمُ الْغَفُورُ ﴾
“Dan Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun”
Artinya Allah ﷻ ingin menjelaskan bahwa semua yang Allah ﷻ ciptakan dengan berbagai kesibukan dunia dan seluruh makhluk yang ada, semuanya dibangun di atas rahmat Allah ﷻ. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman-Nya,
﴿ رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا ﴾
“Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu.” (QS. Al-Mu’min: 7)
Segala macam yang kita lihat di alam semesta ini merupakan pengaruh dari rahmat Allah ﷻ. Allah ﷻ juga maha pengampun, jika hamba-hamba-Nya melakukan kesalahan lalu meminta ampunan maka Allah ﷻ akan mengampuni dosa-dosa mereka.
__________________________
Footnote :