29. وَٱجْعَل لِّى وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِى
waj’al lī wazīram min ahlī
29. dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku.
Tafsir:
Musa melanjutkan doanya,
﴿وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي هَارُونَ أَخِي اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي﴾
“dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku.” (QS. Thaha: 29-32)
Dalam ayat lain, Allah ﷻ berfirman tentang doa Nabi Musa AS,
﴿وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي ۖ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ﴾
“Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”.” (QS. Al-Qasas: 34)
Perhatikanlah akhlak mulia yang dicontohkan oleh Nabi Musa AS, yang patut dicamkan oleh setiap da’i. Nabi Musa AS tidak menganggap Harun sebagai saingan, akan tetapi beliau AS menganggapnya sebagai rekan dakwah, merasa senang jika Harun membantunya dalam berdakwah, serta mengakui kekurangan diri beliau AS sembari menyebutkan kelebihan Harun yang dapat melengkapi kekurangan dirinya tersebut di hadapan Allah ﷻ. Demikianlah seharusnya akhlak yang diaplikasikan oleh seorang da’i terhadap da’i lainnya.
Seakan Musa berkata: “Ya Allah ﷻ sebagaimana engkau mengutusku untuk berdakwah kepada Firaun, maka utuslah juga kakakku, Harun, untuk berdakwah bersamaku.”
Nabi Harun AS adalah kakaknya Nabi Musa AS, namun Nabi Musa lebih dahulu menjadi seorang nabi rasul, baru kemudian diangkatlah Nabi Harun menjadi nabi. Nabi Musa adalah seorang yang sangat baik dalam bermuamalah dengan keluarganya, termasuk kakaknya, Harun AS. Musa AS sangat mempercayai dan menyayangi kakaknya, hingga dia meminta kepada Allah ﷻ agar kakaknya diangkat sebagai nabi seperti dirinya,
Allah ﷻ pun mengabulkan permintaan Musa AS. Allah ﷻ berfirman:
﴿قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجۡعَلُ لَكُمَا سُلۡطَٰنٗا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيۡكُمَا بَِٔايَٰتِنَآۚ أَنتُمَا وَمَنِ ٱتَّبَعَكُمَا ٱلۡغَٰلِبُونَ﴾
“Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang.” (QS. Al-Qashash:35)
Ibnu Katsir menukilkan perkataan sebagian salaf tentang hal yang menakjubkan ini,
مَا شُفِّعَ أَحَدٌ فِي أَحَدٍ شَفَاعَةً فِي الدُّنْيَا أَعْظَمُ مِنْ شَفَاعَةِ مُوسَى فِي هَارُونَ أَنْ يَكُونَ نَبِيًّا
“Tidak ada syafaat yang lebih agung yang pernah Allah ﷻ izinkan untuk diberikan di dunia, melebihi syafaat Musa kepada Harun, yang dengannya dia diangkat menjadi nabi.” ([1])
Oleh karenanya Allah ﷻ berkata tentang Nabi Musa,
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَىٰ فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا ۚ وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا﴾
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah ﷻ membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.” (QS. Al-Ahzab: 69)
Beliau AS tidak sekedar meminta agar Harun dijadikan seorang yang saleh nan bertakwa, namun beliau AS meminta sesuatu yang luar biasa, agar saudaranya diangkat sebagai nabi untuk berdakwah bersamanya, dan Allah ﷻ pun mengabulkan permintaan beliau. Subhaanallaah!
Ini juga merupakan teladan baik, agar mereka yang saling bersaudara hendaklah selalu mendoakan kebaikan untuk saudara-saudaranya. Sebagai orang tua, hendaknya kita tak henti-hrntinya mengingatkan anak-anak kita agar saling mendoakan dan saling menyayangi di antara mereka. Doa terbaik adalah doa yang tulus, dan termasuk doa yang paling tulus adalah doa yang muncul dari sesama saudara kandung yang saling menyayangi.
Footnote:
_______