10. فَأَوْحَىٰٓ إِلَىٰ عَبْدِهِۦ مَآ أَوْحَىٰ
fa auḥā ilā ‘abdihī mā auḥā
10. Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.
Tafsir :
Ada dua penafsiran pada ayat ini. Pertama: Allah memberi wahyu kepada hambaNya. Kedua: Jibril menyampaikan kepada Nabi berupa wahyu yang telah Allah sampaikan kepadanya. Kedua pendapat tersebut benar. Artinya Allah telah memberikan wahyu kepada Jibril, lalu Jibril memberikan wahyu kepada Nabi. Atau Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi, dimana wahyu tersebut datang dari Allah.([1])
Hal ini sama sekali tidak tergambarkan di benak orang-orang musyrik. Bagaimana Nabi mendapatkan wahyu dari Allah yang berada di langit. Sehingga mereka mengingkarinya, mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah karangan Muhammad. Maka ayat ini menjelaskan proses bagaimana mudahnya Allah menyampaikan wahyu kepada hambaNya yaitu Nabi. Karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu([2]). Sebagaimana firman Allah,
اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 20)
___________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Ats-Tsa’labiy 9/139.
([2]) Lihat: At-Tahrir Wa At-Tanwir Li Ibnu ‘Asyur 27/97 dan 98.