46. بَلِ ٱلسَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَٱلسَّاعَةُ أَدْهَىٰ وَأَمَرُّ
balis-sā’atu mau’iduhum was-sā’atu ad-hā wa amarr
46. Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.
Tafsir :
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan bahwasanya kekalahan mereka di dunia dalam perang Badar maka perkaranya tidak berhenti sampai di situ akan tetapi nanti di hari kiamat lebih dahsyat lagi azabnya, bahwasanya mereka semua akan dibangkitkan dan disiksa pada hari kiamat yang siksaannya lebih dahsyat dan lebih pahit. Oleh karenanya pada ayat sebelumnya ketika Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan tentang azab yang menimpa kaum nabi Luth,
وَلَقَدْ صَبَّحَهُمْ بُكْرَةً عَذَابٌ مُّسْتَقِرٌّۚ فَذُوْقُوْا عَذَابِيْ وَنُذُرِ
“Dan sungguh, pada esok harinya mereka benar-benar ditimpa azab yang menetap. Maka rasakanlah azab-Ku dan peringatan-Ku!”
Para ulama di antaranya Ibnu ‘Athiyyah menafsirkan firman Allah tentang kaum Luth عَذَابٌ مُّسْتَقِرٌّ “azab yang menetap” (QS Al-Qomar : 48) yaitu begitu mereka ditimpa dengan azab berupa hujan batu itu adalah awal azab yang tidak akan berhenti, jadi ketika mereka ditimpa dengan hujan batu, ditenggelamkan ke dalam tanah, diazab dalam barzakh, dan itu terus menimpa mereka hingga dibangkitkan pada hari kiamat dalam kondisi tersiksa kemudian masuk neraka Jahanam abadi selama-lamanya, sejak mereka diazab mereka terus diazab dengan azab yang tidak pernah berhenti([1]). Maka Allah subhanahu wa ta’ala ingatkan juga kepada Abu Jahal dan kawan-kawannya bahwa mereka akan kalah, bahkan bukan hanya di dunia saja mereka akan kalah, bahkan nanti pada hari kiamat mereka akan diazab dengan azab yang lebih dahsyat dan lebih pahit. Adzab yang mereka rasakan di dunia (kalah dalam perang) bukanlah akhir siksaan bagi mereka, akan tetapi merupakan permulaan adzab yang tidak akan pernah berhenti selama-lamanya.
________________
Footnote :