7. خُشَّعًا أَبْصَٰرُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ ٱلْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُّنتَشِرٌ
khusysya’an abṣāruhum yakhrujụna minal-ajdāṡi ka`annahum jarādum muntasyir
7. sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan.
Tafsir :
Dan dalam sebagian ayat yang lain Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ
“Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan.” (QS. Al-Qari’ah : 4)
Imam Al-Qurthubi mengatakan bahwa berdasarkan dua ayat ini, maka ada dua kondisi manusia tatkala itu. Pertama, mereka dibangkitkan dan mereka akan keluar dengan kebingungan seperti laron yang bertebaran tidak jelas arahnya, yaitu mereka bingung melihat hari ketika mereka dibangkitkan sehingga membuka mereka kesana-kemari tanpa tujuan. Kedua, setelah itu manusia akan mendengar seruan, sehingga mereka akhirnya berjalan menuju seruan tersebut seperti belalang yang bertebaran, yaitu mereka terarah menuju arah seruan tersebut.
Hal mengerikan keenam, setelah mereka dibangkitkan dari kuburan mereka, maka mereka semua akan berjalan menuju arah seruan tersebut dengan cepat. Kata مُهْطِعِينَ artinya adalah orang yang berjalan dengan cepat sambil meninggikan lehernya.
Hal mengerikan ketujuh, ketika itu orang-orang kafir akan berkata bahwa hari itu adalah hari yang berat. Mahfum mukhalafah dari perkataan orang-orang kafir ini adalah orang-orang beriman tidak akan merasakan hal yang berat seperti yang mereka rasakan. Betapa berat hari tersebut pasti ada kemudahan bagi orang-orang yang beriman, dan hal ini pula yang kita pahami dari ayat-ayat Alquran. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ، يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ، وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ، وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ، لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ، وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ، ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ، وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ، تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ، أُولَئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ
“Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria, dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram), tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan). Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka.” (QS. ‘Abasa : 33-42)
Maka meskipun hari kiamat adalah hari yang sangat mengerikan, bahkan para Nabi juga takut dengan hari tersebut, akan tetapi orang beriman akan merasakan perkara tersebut jauh lebih ringan daripada yang dirasakan oleh orang-orang kafir, karena perkataan mereka sendiri menunjukkan bahwa hari itu adalah hari yang berat.