42. فِى سَمُومٍ وَحَمِيمٍ
fī samụmiw wa ḥamīm
42. Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih
Tafsir :
Namanya kita manusia di dunia ini tentu selalu mencari sesuatu yang segar-segar dan sejuk-sejuk. Ini telah menjadi naluri manusia terutama tatkala kita berada dalam cuaca yang panas, maka kita selalu ingin minum air yang segar atau ingin merasakan angin yang sejuk. Kalau di dunia saja seseorang sudah sangat menginginkan air dan angin yang sejuk, maka bagaimana lagi jika seseorang telah berada di neraka? Tentu mereka lebih butuh lagi terhadap angin yang sejuk dan air yang segar. Akan tetapi lihatlah bagaimana Allah menyebutkan angin dan air yang akan diberikan kepada Ashabu Asy-Syimaal. Anginnya sangat panas, bahkan disebutkan bahwa jika angin tersebut melewati wajah-wajah mereka, maka wajah mereka akan terbakar karena saking panasnya. Demikian pula air panas yang sangat mendidih, yang jika mereka meminumnya maka akan tercabik-cabik usus mereka([1]). Syaikh ‘Utsaimin rahimahullah menyebutkan bahwa karena mereka telah dijemur di bawah terik matahari selama lima puluh ribu tahun di padang mahsyar, dan tatkala mereka dikelilingi api yang sangat panas di dalam neraka, maka mau tidak mau mereka harus meminumnya karena mereka sangat haus meskipun mereka tau bahwa air tersebut sangatlah panas. Dan kata Allah Subhanahu wa ta’ala dalam ayat yang lain,
إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
“Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS. Al-Kahfi : 29)
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa saking panasnya air tersebut, bahkan sebelum mereka meminum air tersebut, panas dari air tersebut telah menghanguskan wajah-wajah mereka.([2])
__________________
Footnote :
([1]) Lihat: Al-Kassyaf Li Az-Zamakhsyariy 4/463
([2]) Lihat: Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Surat Al-Kahfi Li Ibnu Al-‘Utsaimin hal.63