25. لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا تَأْثِيمًا
lā yasma’ụna fīhā lagwaw wa lā ta`ṡīmā
25. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa.
Tafsir :
Selain Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan kenikmatan kepada penghuni surga berupa makanan, tempat duduk yang indah, pelayan-pelayan dan bidadari, ternyata Allah Subhanahu wa ta’ala sebutkan pula kenikmatan bagi mereka yaitu kenikmatan dalam berbicara. Kenikmatan tersebut berupa tidak adanya perkataan-perkataan yang sia-sia di surga.([1])
Di surga, tidak ada kata-kata yang menusuk lagi menyakitkan, tidak ada ghibah, tidak ada namimah, seluruh perkataan di surga membuat senang. Tidak sebagaimana kita di dunia, betapa banyak kata-kata yang kita dengar dan ucapkan dapat menyakitkan hati kita maupun hati orang lain. Di dunia, betapa banyak kata-kata yang merendahkan, menyindir, bahkan ada banyak kata-kata yang menunjukkan kesombongan. Terkadang dalam lingkungan keluarga, antara suami dan istri juga tidak jarang ada kata-kata yang menyakitkan hati satu sama lain, antara anak dan orang tua juga terkadang ada kata-kata yang menyakitkan. Bahkan tatkala kita melihat komentar-komentar orang di media sosial, kita akan melihat beragam bentuk kata yang tidak enak untuk dibaca. Akan tetapi di surga, seluruh bentuk kata-kata yang tidak menyenangkan tersebut tidak ada. Antara satu penghuni surga dengan penghuni lainnya akan senantiasa tersenyum tatkala mereka bertemu, tidak ada perkataan mereka yang sia-sia, atau yang menimbulkan dosa.([2])
_____________________
Footnote :