18. يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُۥ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ ۖ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَىٰ شَىْءٍ ۚ أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ
yauma yab’aṡuhumullāhu jamī’an fa yaḥlifụna lahụ kamā yaḥlifụna lakum wa yaḥsabụna annahum ‘alā syaī`, alā innahum humul-kāżibụn
18. (Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.
Tafsir :
Kemudian pada ayat selanjutnya Allah ﷻ masih menjelaskan tentang keadaan mereka orang-orang munafik di neraka jahanam yaitu ketika orang-orang munafik dibangkitkan semuanya pada hari kiamat فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ “lalu mereka bersumpah kepada-Nya sebagaimana mereka bersumpah kepada kalian”, yaitu maksudnya ketika di akhirat mereka masih juga bersumpah kepada Allah ﷻ dalam rangka ingin mengelabui Allah dengan mengatakan bahwa sesungguhnya mereka beriman sebagaimana yang mereka lakukan ketika di dunia dengan bersumpah palsu demi mengelabui orang-orang yang beriman. Inilah sifat buruk mereka yang Allah ﷻ ceritakan, ketika di akhirat masih mau berbohong juga, namun karena hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi mereka dan juga mereka sudah mengetahui bahwa kebohongan mereka tidak akan memberikan manfaat untuk mereka akan tetapi mereka tetap berbohong di hadapan Allah ﷻ. Lalu Allah ﷻ menceritakan tentang anggapan mereka dengan bersumpah palsu tersebut وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَى شَيْءٍ “dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu”, yaitu maksudnya mereka menyangka dengan berbohong di hadapan Allah ﷻ mereka akan bisa selamat([1]), padahal ini adalah perkara yang tidak mungkin terjadi karena Allah ﷻ maha mengetahui segala sesuatu. Kemudian Allah ﷻ menutup ayat ini dengan penekanan bahwa orang-orang munafik adalah orang-orang yang pendusta أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ “Ketahuilah, bahwa mereka orang-orang pendusta”, yaitu dengan إِنَّ kemudian dengan dhamir fashl هُمْ yang terletak setelah إِنَّهُمْ, lalu dengan masuknya الْ ke kata الْكَاذِبُونَ yang semua ini fungsinya untuk penekanan sehingga ketika kita terjemahkan menjadi “sesungguhnya mereka itulah benar-benar para pendusta”.
________________
Footnote :