6. يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوٓا۟ ۚ أَحْصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ
yauma yab’aṡuhumullāhu jamī’an fa yunabbi`uhum bimā ‘amilụ, aḥṣāhullāhu wa nasụh, wallāhu ‘alā kulli syai`in syahīd
6. Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
Tafsir :
Dalam ayat ini Allah ﷻ menjelaskan bahwa pada hari kiamat kelak Allah ﷻ akan mengabarkan semua perbuatan manusia yang telah mereka lupakan selama di dunia, bahkan kita yang masih di dunia ini saja banyak hal yang telah kita lupakan, akan tetapi Allah ﷻ berfirman أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ {Allah mengumpulkan/mencatat (semua amal perbuatan itu), meskipun mereka telah melupakannya}.
Kita di dunia banyak perbuatan yang telah kita lupakan, banyak kemaksiatan yang telah kita lakukan namun kita melupakannya, bahkan ketika kita disuruh untuk mengingat siapa saja orang yang telah kita caci maki, dan siapa saja orang yang telah kita gibah maka tentu kita sudah melupakannya karena terlalu banyaknya orang yang telah kita gibah, terlebih lagi orang yang sangat suka menulis di media sosial, maka betapa banyak orang yang dia caci, dia gibah, dia rendahkan dan dia lupa akan semua yang telah ia lakukan, akan tetapi nanti semua ini akan diingatkan kembali oleh Allah ﷻ. Penulis sendiri sering mendapati tulisan-tulisan tentang nasehat yang tersebar atas nama penulis akan tetapi penulis sendiri sudah lupa akan semua itu dan sudah banyak hal yang telah dilupakan oleh penulis yang kemudian diingatkan kembali dengan beberapa tulisan yang tersebar atas nama penulis, sehingga terkadang membuat penulis harus mengecek kembali tulisan tersebut apakah benar tulisan tersebut milik penulis. Intinya semua manusia banyak melupakan apa yang telah mereka kerjakan di dunia akan tetapi semua ini akan diingatkan kembali oleh Allah ﷻ. Adapun orang-orang kafir dan mujrimin (para pelaku dosa) mereka semua akan dipermalukan oleh Allah ﷻ, berbeda dengan orang-orang yang beriman, maksiat yang mereka lakukan di dunia akan diingatkan kembali oleh Allah ﷻ namun tidak dipermalukan di hadapan khalayak, dan mereka diperlihatkan di hadapan khalayak hanya pada perkara-perkara yang baik saja sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits,
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ، فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ مِنَ النَّاسِ، وَيُقَرِّرُهُ بِذُنُوبِهِ، وَيَقُولُ لَهُ: أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا، حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ، وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ قَدْ هَلَكَ، قَالَ: فَإِنِّي قَدْ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا، وَإِنِّي أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ، ثُمَّ يُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ، وَأَمَّا الْكُفَّارُ وَالْمُنَافِقُونَ، فَيَقُولُ الْأَشْهَادُ “: {هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِينَ}
“Sesungguhnya Allah pada hari kiamat kelak akan mendekatkan seorang yang beriman kepada Allah ﷻ, lalu Allah akan menutupinya ([1]) (karena rasa sayang) sehingga Allah menutupinya dari manusia, Allah berfirman: “Apakah kamu mengenal dosamu yang begini?, apakah kamu mengenal dosamu yang begini?” Hingga ketika dia sudah mengakui dosa-dosanya dan dia melihat bahwa dirinya sungguh telah binasa, Allah berfirman: “sungguh Aku telah menutupi dosa-dosamu tatkala di dunia dan pada hari ini Aku mengampuni dosa-dosamu”. Maka orang beriman itu diberikan kitab catatan kebaikannya. Adapun orang-orang kafir dan munafik, maka para saksi akan berkata: {itulah orang-orang yang mendustakan Tuhan mereka. Maka laknat Allah untuk orang-orang yang zhalim}.” ([2])
Maka dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bagaimana Allah ﷻ mengingatkan kembali hamba-hambanya pada hari kiamat kelak tentang apa yang telah mereka lakukan di dunia. Adapun orang-orang yang kafir, kaum munafik, dan mujrimin maka mereka akan dipermalukan oleh Allah ﷻ pada hari kiamat. Allah ﷻ perlihatkan dosa-dosa mereka di hdapan khalayak, bahkan semenjak di padang mahsyar. Dalil-dalil juga menunjukan bahwa sebagian orang akan dihinakan dan dipermalukan karena maksiat yang mereka lakukan. Nabi bersabda tentang kondisi orang yang sombong pada hari kiamat :
” يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، أَمْثَالَ الذَّرِّ، فِي صُوَرِ النَّاسِ، يَعْلُوهُمْ كُلُّ شَيْءٍ مِنَ الصَّغَارِ، حَتَّى يَدْخُلُوا سِجْنًا فِي جَهَنَّمَ، يُقَالُ لَهُ: بُولَسُ، فَتَعْلُوَهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ، يُسْقَوْنَ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ، عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ “
“Orang-orang yang sombong kelak di hari kiamat akan dibangkitkan dalam bentuk seperti semut kecil berwujud manusia. Segala sesuatu menjadi tinggi karena hinanya mereka, hingga mereka dimasukkan ke dalam penjara neraka jahannam yang bernama Bulas dan mereka pun dilahap api Al An-yar, mereka juga diberi minum dari Thinatul Khobal (darah dan nanah) para penghuni neraka.” ([3])
Sebagaimana orang yang tidak adil ketika berpoligami, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَتْ لَهُ امْرَأَتَانِ فَمَالَ إِلَى إِحْدَاهُمَا، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَشِقُّهُ مَائِلٌ»
“Siapa yang memiliki dua orang istri lalu ia cenderung kepada salah seorang di antara keduanya, maka ia datang pada hari kiamat dalam keadaan badannya miring.” ([4])
Hadits ini menunjukkan orang yang mujrim (pelaku dosa besar) dipermalukan oleh Allah ﷻ pada hari kiamat kelak. Adapun orang-orang yang beriman yang bertaqwa kepada Allah ﷻ yang terkadang mereka melakukan maksiat dan terkadang terjerumus ke dalam dosa maka Allah ﷻ tidak permalukan dia di hadapan khalayak, dan Allah ﷻ akan memperhitungkan perbuatan amalannya antara Allah ﷻ dan dia saja.
Kemudian firman Allah ﷻ,
أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ
“Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu), meskipun mereka telah melupakannya”
Ayat ini menjadi bukti bahwasanya memang seorang hamba melupakan dosa-dosa yang telah dia lakukan di dunia, banyak perbuatan dosa dan maksiat yang telah dia lakukan di dunia akan tetapi dia melupakan semua itu maka nanti pada hari kiamat kelak Allah ﷻ akan mengingatkan semua itu.
Kemudian firman Allah ﷻ,
وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu”
Berkata Abu Ishak az-Zajjaj bahwa شَهِيدٌ artinya yaitu Allah ﷻ hadir, jadi Allah ﷻ bukan hanya sekedar melihat, menyaksikan, dan mendengar akan tetapi seakan-akan Allah ﷻ hadir, dan ini menunjukkan bahwa Allah ﷻ maha mengetahui terhadap segala sesuatu secara perinci, karena Allah ﷻ mengatakan bahwa dirinya adalah شَهِيدٌ yaitu Allah ﷻ seakan-akan hadir bersama hamba. Bukanlah maksudnya dzat Allah ﷻ bersama manusia, akan tetapi seakan-akan Allah ﷻ hadir dan menyaksikan dengan perinci apa yang telah seseorang lakukan sehingga para malaikat mencatat semua apa yang diucapkan dan semua yang dilakukan, itulah maksud dari Allah ﷻ شَهِيدٌ.
______________________
Footnote :
([1]) كَنَفَ dalam bahasa arab diambil dari كنف الطَّائِر yaitu sayap burung karena dengannya dia melindungi dirinya dan telur-telurnya dengan cara menutupi anak-anaknya dengan sayapnya, sehingga dalam hadits ini maknanya Allah subhanahu wa ta’ala melindungi orang yang beriman dan menutupi aibnya dari khalayak sehingga tidak diketahui oleh yang lainnya, dan perkaranya hanya antara dia dan Allah subhanahu wa ta’ala saja. (Lihat: ‘Umdatul Qori Syarhu Shohihil Bukhori 12/287)
([2]) HR. Ahmad no. 5436, Bukhari no. 2441, dan Muslim no. 2768
([3]) HR. Ahmad no. 6677, dan dikatakan oleh Syu’aib al-Arnauth bahwa sanad hadits ini hasan.
([4]) HR. Abu Dawud no. 2133, dan dishohihkan oleh Al-Albani.