25. أَلَمْ نَجْعَلِ ٱلْأَرْضَ كِفَاتًا
a lam naj’alil-arḍa kifātā
25. Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul.
Tafsir :
Kata كِفَاتًا dalam bahasa Arab berarti menggabungkan. Sebagaimana dalam suatu hadits, dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu berkata,
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الجَبْهَةِ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَاليَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ، وَأَطْرَافِ القَدَمَيْنِ وَلاَ نَكْفِتَ الثِّيَابَ وَالشَّعَرَ
“Nabi ﷺ berkata ‘Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, dan ujung kaki kanan dan kiri. Dan kami dilarang mengumpulkan pakaian dan rambut’.”([1])
الكفت dalam hadits ini maksudnya adalah seseorang dilarang menggabungkan atau melipat kainnya ketika shalat. Para ulama menyebutkan di antara hikmahnya adalah karena shalat dengan melipat pakaian terlebih dahulu seakan-akan menunjukkan kesombongan ([2]). Oleh karenanya hendaknya seseorang membiarkan pakaiannya menyentuh tanah, serta membiarkan rambutnya terurai.
Maka maksud dari firman Allah ﷻ ini adalah bumi dijadikan tempat untuk mengumpulkan manusia. Yang masih hidup berada di bumi, dan yang telah mati pun juga berada di bumi. Di dalam ayat ini Allah ﷻ menjelaskan tentang fungsi dari bumi adalah tempat dikumpulkannya manusia. Yang masih hidup dikumpulkan di atas bumi, dan yang telah meninggal dikumpulkan di dalam bumi ([3]). Dan para ulama mengatakan bahwa ini merupakan dalil bahwa jika seseorang meninggal dunia, maka dia harus dikubur. Sebabnya adalah karena Allah ﷻ menyebutkan ayat ini dalam bentuk imtinan (anugerah). Bahkan tatkala Nabi ﷺ dalam perang Badr, beliau menguburkan orang-orang yang meninggal dalam perang Badr meskipun mereka adalah orang kafir. Maka hukum asalnya adalah manusia harus dikuburkan kecuali darurat.([4]) Oleh karenanya para ulama mengingkari sebagian perbuatan orang-orang nonmuslim (Hindu) dan sebagian orang-orang Romawi dahulu yang membakar mayat. Demikian pula orang-orang Persia yang jika ada orang yang meninggal, mereka menempatkannya ditengah-tengah padang sebagai agar dimakan oleh burung-burung dan binatang buas, dan bagi mereka yang demikian adalah bentuk penghormatan kepada mayat.
___________________________
Footnote :
([1]) HR. Bukhari no. 812 dan HR. Muslim no. 490
([2]) Lihat: Fathul Bari 2/296
([3]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubi 19/161
([4]) Hal-hal yang darurat contohnya adalah seseorang tidak bisa dikuburkan karena untuk pergi ke tempat meninggalnya bisa mengakibatkan orang juga meninggal. Atau seseorang tidak bisa dikuburkan karena ditempat meninggalnya terserang wabah yang jika salah seorang pergi ke sana maka dia juga akan terkena wabah dan meninggal dunia.