20. ثُمَّ ٱلسَّبِيلَ يَسَّرَهُۥ
ṡummas-sabīla yassarah
20. Kemudian Dia memudahkan jalannya.
Tafsir :
Dalam bahasa arab terdapat istilah yang juga dikenal dengan kata sambung sebagaimana dalam Bahasa Indonesia. Semisal huruf wa artinya dan, tsumma artinya kemudian, fa artinya lalu. Kalau wa dalam bahasa arab tidak menunjukkan tertib. Contohnya kalimat “Ja’a khalidun wa ‘Umar”, (datang Khalid dan ‘Umar) maka belum tentu Khalid yang datang terlebih dahulu dibanding ‘Umar bisa jadi ‘Umar lebih dahulu daripada khalid. Jika menggunakan kalimat fa yang artinya lalu, contoh “Ja’a khalidun fa ‘Umar” (datang Khalid lalu ‘Umar), maka Khalid datang lebih dahulu lalu ‘Umar. Hanya saja jarak kedatangannnya tidak ada jarak, Khalid datang langsung diikuti dengan kedatangan ‘Umar. Adapuin jika kedatangan Khalid ada jarak yang lama dengan kedatangan ‘Umar maka kalimatnya dalam bahasa arab yaitu “Ja’a Khalid tsumma ‘Umar” (datang Khalid kemudian datang ‘Umar). Jadi, dalam bahasa Arab dibedakan, kalau wa sekedar mengumpulkan, kalau fa tertib tetapi tidak ada jarak waktu, kalau tsumma tertib dan ada jarak waktu.
Kemudian kita perhatikan dalam surat ini berfirman, مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ “dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya”. Kata para ulama, apabila air mani sudah bersatu dengan sel telur wanita maka akan langsung terjadi proses dalam tubuh manusia tanpa mengalami penundaan waktu yang. Sehingga Allah Subhanallahu Wata’ala menggunakan huruf fa[1]. Kemudian Allah Subhanallahu Wata’ala mengatakan, ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ “kemudian jalannya Dia mudahkan” yaitu menjalani proses di perut ibunya baru kemudian dia lahir setelah dikandung selama 9 bulan. Sehingga Allah Subhanallahu Wata’ala menggunakan huruf ثُمَّ “kemudian”.
________________
Footnote :
[1] Ini tentu bagi pendapat yang mengartikan “menentukan” artinya menentukan pembentukan tubuh sang janin atau dari proses air mani hingga menjadi tubuh yang sempurna -sebagaimana telah lalu-