17. قُتِلَ ٱلْإِنسَٰنُ مَآ أَكْفَرَهُۥ
qutilal-insānu mā akfarah
17. Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?
Tafsir :
Pada kalimat مَا أَكْفَرَهُ terdapat مَا yang dalam bahasa arab, pada ayat ini ada mengandung dua kemungkinan. Pertama, مَا yang artinya istifhamiah sehingga مَا أَكْفَرَهُ artinya adalah “apa yang membuat manusia kafir?”. Kedua, مَا takjubiah sehingga مَا أَكْفَرَهُ artinya adalah “sungguh besar kekafirannya.” Dan dua-duanya mungkin untuk menjadi tafsir dari ayat ini. Oleh karena itu, seseorang tidak mungkin bisa menafsirkan Al Qur’an kecuali jika dia telah menguasai bahasa arab, dan ilmu-ilmu lainnya, dia harus kuasai pula. Seperti ilmu musthalah hadist karena dia harus mengerti mana riwayat-riwayat yang shahih dan mana riwayat-riwayat yang lemah. Dia juga harus memahami dengan baik nahwu, sharaf, dan ilmu bahasa. Terlebih lagi ilmu tafsir itu sendiri harus dia kuasai. Sehingga sungguh sangat mengherankan jika ada orang yang menafsirkan ayat Al Quran seenaknya sendiri, menafsirkan firman Allah Subhanallahu Wata’ala tanpa ada ilmu. Ini adalah tindakan yang sangat berbahaya.
Kemudian Allah Subhanallahu Wata’ala mengajak manusia merenungkan mengapa mereka sombong dan kafir kepada Allah Subhanallahu Wata’ala.