Pendaluan Surat ‘Abasa
Surat ‘Abasa adalah surat yang ke 80 yang artinya bermuka masam. Surat ini adalah surat makiyyah yang diturunkan pada fase mekkah, karenanya isi surat ini juga bercerita tentang hari kiamat yaitu munaqosah (dialog) dengan orang-orang musyrikin yang mengingkari hari kiamat. Namun surat ini diawali dengan teguran dari Allah Subhanallahu Wata’ala kepada Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam. Dengan sebab inilah sebagian orang-orang yang ghuluw terlalu mengkultuskan Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam, mereka menganggap suatu hal yang baik untuk tidak membaca surat ini, karena isinya yang berupa teguran kepada Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam. Namun kenyataannya justru isi surat ini meninggikan kemuliaan Nabi shalallahu ‘alaihiwassallam karena telah ditegur langsung oleh Allah Subhanallahu Wata’ala dan beliau tidak segan untuk menyampaikan berita tentang teguran tersebut kepada umatnya.
Allah subhanAllahu wata’ala berfirman:
1. عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ
‘abasa wa tawallā
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. أَن جَآءَهُ ٱلْأَعْمَىٰ
an jā`ahul-a’mā
2. karena telah datang seorang buta kepadanya.
3. وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُۥ يَزَّكَّىٰٓ
wa mā yudrīka la’allahụ yazzakkā
3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).
4. أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكْرَىٰٓ
au yażżakkaru fa tanfa’ahuż-żikrā
4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. أَمَّا مَنِ ٱسْتَغْنَىٰ
ammā manistagnā
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,
6. فَأَنتَ لَهُۥ تَصَدَّىٰ
fa anta lahụ taṣaddā
6. maka kamu melayaninya.
7. وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ
wa mā ‘alaika allā yazzakkā
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).
8. وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسْعَىٰ
wa ammā man jā`aka yas’ā
8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
9. وَهُوَ يَخْشَىٰ
wa huwa yakhsyā
9. sedang ia takut kepada (Allah),
10. فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ
fa anta ‘an-hu talahhā
10. maka kamu mengabaikannya.
11. كَلَّآ إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ
kallā innahā tażkirah
11. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,
12. فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُۥ
fa man syā`a żakarah
12. maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,
13. فِى صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍ
fī ṣuḥufim mukarramah
13. di dalam kitab-kitab yang dimuliakan,
14. مَّرْفُوعَةٍ مُّطَهَّرَةٍۭ
marfụ’atim muṭahharah
14. yang ditinggikan lagi disucikan,
15. بِأَيْدِى سَفَرَةٍ
bi`aidī safarah
15. di tangan para penulis (malaikat),
16. كِرَامٍۭ بَرَرَةٍ
kirāmim bararah
16. yang mulia lagi berbakti.
17. قُتِلَ ٱلْإِنسَٰنُ مَآ أَكْفَرَهُۥ
qutilal-insānu mā akfarah
17. Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?
18. مِنْ أَىِّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥ
min ayyi syai`in khalaqah
18. Dari apakah Allah menciptakannya?
19. مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُۥ فَقَدَّرَهُۥ
min nuṭfah, khalaqahụ fa qaddarah
19. Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.
20. ثُمَّ ٱلسَّبِيلَ يَسَّرَهُۥ
ṡummas-sabīla yassarah
20. Kemudian Dia memudahkan jalannya.
21. ثُمَّ أَمَاتَهُۥ فَأَقْبَرَهُۥ
ṡumma amātahụ fa aqbarah
21. kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,
22. ثُمَّ إِذَا شَآءَ أَنشَرَهُۥ
ṡumma iżā syā`a ansyarah
22. kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.
23. كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ أَمَرَهُۥ
kallā lammā yaqḍi mā amarah
23. Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya,
24. فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ
falyanẓuril-insānu ilā ṭa’āmih
24. maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
25. أَنَّا صَبَبْنَا ٱلْمَآءَ صَبًّا
annā ṣababnal-mā`a ṣabbā
25. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),
26. ثُمَّ شَقَقْنَا ٱلْأَرْضَ شَقًّا
ṡumma syaqaqnal-arḍa syaqqā
26. kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,
27. فَأَنۢبَتْنَا فِيهَا حَبًّا
fa ambatnā fīhā ḥabbā
27. lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,
28. وَعِنَبًا وَقَضْبًا
wa ‘inabaw wa qaḍbā
28. anggur dan sayur-sayuran,
29. وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا
wa zaitụnaw wa nakhlā
29. zaitun dan kurma,
30. وَحَدَآئِقَ غُلْبًا
wa ḥadā`iqa gulbā
30. kebun-kebun (yang) lebat,
31. وَفَٰكِهَةً وَأَبًّا
wa fākihataw wa abbā
31. dan buah-buahan serta rumput-rumputan,
32. مَّتَٰعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ
matā’al lakum wa li`an’āmikum
32. untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
33. فَإِذَا جَآءَتِ ٱلصَّآخَّةُ
fa iżā jā`atiṣ-ṣākhkhah
33. Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
34. يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
yauma yafirrul-mar`u min akhīh
34. pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
35. وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ
wa ummihī wa abīh
35. dari ibu dan bapaknya,
36. وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ
wa ṣāḥibatihī wa banīh
36. dari istri dan anak-anaknya.
37. لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
likullimri`im min-hum yauma`iżin sya`nuy yugnīh
37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
38. وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُّسْفِرَةٌ
wujụhuy yauma`iżim musfirah
38. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
39. ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ
ḍāḥikatum mustabsyirah
39. tertawa dan bergembira ria,
40. وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ
wa wujụhuy yauma`iżin ‘alaihā gabarah
40. dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,
41. تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ
tarhaquhā qatarah
41. dan ditutup lagi oleh kegelapan.
42. أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَفَرَةُ ٱلْفَجَرَةُ
ulā`ika humul-kafaratul-fajarah
42. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.