1. وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلْبُرُوجِ
was-samā`i żātil-burụj
1. Demi langit yang mempunyai gugusan bintang.
Tafsir:
Tentang makna Al-Buruj terdapat beberapa pendapat di kalangan para ulama. Imam Al-Qurtubi menyebutkan bahwasanya ada empat pendapat di kalangan para ulama tentang makna Al-Buruj. Al-Buruj dalam bahasa Arab bermakna الظُّهُوْرُ ‘’sesuatu yang nampak’’. Karenanya perkara-perkara yang nampak dilihat oleh orang banyak dikatakan dengan istilah al-buruj, istana dalam bahasa Arab juga dikatakan al-buruj, benteng dalam bahasa Arab juga bisa diungkapkan dengan al-buruj, bintang-bintang dalam bahasa arab juga dikatakan dengan buruj, wanita yang menampakkan kecantikan dan keindahan tubuhnya dinamakan wanita yang bertabarruj.
Diantara tafsiran lainnya ada yang menyatakan al-buruj artinya manazil al-qamar, yaitu tempat-tempat yang dilewati oleh rembulan. Ada pula yang mengatakan bahwasanya al-buruj adalah al-qushur yaitu istana-istana, sehingga ayat ini bermakna was-samai dzatil qushur, demi langit yang memiliki istana-istana. Ada juga yang mengatakan bahwasanya al-buruj artinya adalah an-nujum yaitu bintang-bintang, sehingga ayat ini bermakna was-samaai dzatin nujum, demi langit yang memiliki bintang-bintang. Dan ini yang dirajihkan oleh Ibnu Katsir (Tafsir Ibnu Katsir 8/357) berdasarkan firman Allah
تَبارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّماءِ بُرُوجاً وَجَعَلَ فِيها سِراجاً وَقَمَراً مُنِيراً
‘’Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya’’ (QS Al-Furqon : 61)
Intinya Allah bersumpah dengan langit, karena langit merupakan makhluk Allah yang paling besar dan yang paling luas yang bisa disaksikan oleh manusia sekarang ini. Sehingga jika dicermati, akan dijumpai bahwa Allah sering bersumpah dengan langit karena langit adalah makhluk yang sangat besar yang bisa disaksikan oleh manusia dimanapun mereka berada.