18. الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ
alladzii yu/tii maalahu yatazakkaa
“Yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya)”
Tafsir Surat Al-Lail Ayat-18
Yaitu dia berinfaq untuk mencari kesucian jiwa bukan untuk riya’ dan sum’ah (lihat Tafsir Al-Bahghowi 8/448)
Seluruh ahli tafsir mengatakan bahwa surat ini turun menceritakan tentang Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Bahkan sebagian ulama mengklaim adanya ijma, sebagaimana dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir. Bagaimana ketika dakwah masih fase Mekkah para budak disiksa seperti Bilal bin Rabah. Dia disiksa dan dipukul oleh tuannya yaitu Umayyah bih Khalaf bahkan dijemur di atas batu yang panas di bawah terik matahari. Nabi hanya bisa menyuruhnya bersabar. Akhirnya Abu Bakar karena dia kaya, maka dia pun membeli Bilal dan budak-budak yang lain.
Abu Bakar telah membebaskan 6 atau 7 budak yang lemah diantaranya Bilal dan ‘Aaamir bin Fuhairoh, dan dia sama sekali tidak mengharapkan pamrih/balasan dari mereka di kemudian hari (lihat Tafsir At-Thobari 24/480)
Tatkala Abu Bakar membebaskan Bilal dengan membayar mahal kepada tuannya Umayyah bin Kholaf maka kaum musyrikin berkata, “Abu Bakar melakukan demikian karena punya hutang budi kepada Bilal”. (lihat Tafsir Al-Baghowi 8/449). Maka turunlah firman Allah membantah mereka pada ayat sesudahnya.