4. يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
yawma-idzin tuhadditsu akhbaarahaa
“Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya”
Tafsir Quran Surat Al-Zalzalah Ayat-4
Ada dua pendapat tentang makna ayat ini. Pertama yaitu bumi menyampaikan beritanya bahwa Allah memerintahkannya untuk bergoncang dan untuk mengeluarkan isi perutnya.
Adapun pendapat kedua yaitu bumi pada hari kiamat akan menjadi saksi tentang seluruh kebaikan keburukan yang pernah dilakukan di atasnya. (lihat Tafsir At-Thobari 24/559-561). Dia akan menyampaikan bahwa si fulan pernah berzina di atasnya, si fulan pernah mencuri di atasnya, si fulan pernah berbuat durhaka kepada orang tuanya di atasnya. Atau dia akan menyampaikan bahwa si fulan telah shalat di atasnya, si fulan telah bersedekah di atasnya.
Apa yang dilakukan oleh bumi kelak sebagai saksi tidak berarti menafikan bahwa Allah tidak mengetahui semua tingkah laku manusia. Tetapi hal tersebut adalah sebagai hujjah yang semakin kuat agar manusia tidak mungkin mengelak lagi. Karena bukan hanya bumi yang menjadi hujjah, tangan dan kaki orang yang melakukan amalan tersebut juga akan menjadi saksi, demikian pula malaikat. Allah berfirman:
كِرَامًا كَاتِبِينَ * يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
“(11) (Para malaikat) yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu); (12) Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Infithar : 11-12)
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS Qaf : 18)
Allah juga berfirman tentang tangan dan kaki yang menjadi saksi perbuatan kita selama di dunia:
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Yasin : 65)
Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang bisa menghindar agar bisa melakukan kemaksiatan dan tidak ada yang mengetahuinya, karena tangan dan kakinya akan menjadi saksinya. Bahkan kulitnya yang selalu menempel pada dirinya juga akan bersaksi. Allah berfirman:
وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا ۖ قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ
“Dan mereka berkata kepada kulit mereka, ‘Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?’ (Kulit) mereka menjawab, ‘Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara’.” (QS Fushshilat : 21)
Demikian pula ketika seseorang melakukan kebaikan-kebaikan, maka bumi, tangan, kaki, dan kulitnya akan menjadi saksi yang akan membelanya. Betapa pun seseorang menyembunyikan amalannya, semua akan tercatat dengan rapi. Karena tangan juga akan menjadi saksi, kaki, kulit, dan lainnya. Sehingga tidak perlu dia memamerkan amalannya, bahkan bumi dimana dia berpijak akan menjadi saksi. Oleh karena itu, sebagian ulama menyebutkan hikmah kenapa Nabi ketika berangkat shalat ‘Id beliau pergi melalui suatu jalan dan pulang melalui jalan yang lain, yaitu untuk memperbanyak bukti dari bumi sebagai saksi atas kebaikannya.