Doa ketika tunggangan/kendaraan tergelincir/jatuh
بِسْمِ اللَّهِ
“Bismillaah.”
“Dengan nama Allah.”([1])
______________________________
([1]) Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh seorang sahabat, ia berkata :
كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ، فَقُلْتُ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَقَالَ: ” لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ، وَيَقُولُ: بِقُوَّتِي، وَلَكِنْ قُلْ: بِسْمِ اللَّهِ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ
“Aku dibonceng Nabi shallallahu ‘alahi wasallam, lalu hewan tunggangan kami tersandung, maka aku berkata, “Celaka syaitan”. Maka Nabi berkata, “Janganlah engkau berkata ‘Celaka syaitan’, karena jika engkau berkata demikian syaitan menjadi membesar seperti rumah dan ia berkata, “Aku menjatuhkan tunggangan itu dengan kekuatanku”. Akan tetapi katakanlah, “Bismillah”. Karena jika engkau berkata “Bismillah” maka syaitanpun menjadi mengecil hingga seperti lalat” (H.R. Abu Dawud no. 4982 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Syaitan menjadi membesar karena ia bangga tatkala kejadian (tersungkur) tersebut disandarkan kepadanya, padahal bukan syaitan penyebabnya. Sementara kita diperintahkan untuk merendahkan dan menghinakan syaitan. Maka dengan mengucapkan “bismillah” (dengan menyebut nama Allah) menunjukan bahwa segala kejadian adalah dengan taqdir Allah. Tatkala syaitan mendengar kita menyandarkan kejadian ini kepada Allah maka hilanglah keangkuhannya dan jadilah ia mengecil (Lihat Syarh Sunan Abi Daud, Ibnu Roslan 19/117-118)