وَٱلصَّٰٓفَّٰتِ صَفًّا
waṣ-ṣāffāti ṣaffā
1. Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan sebenar-benarnya],
فَٱلزَّٰجِرَٰتِ زَجْرًا
faz-zājirāti zajrā
2. dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat),
فَٱلتَّٰلِيَٰتِ ذِكْرًا
fat-tāliyāti żikrā
3. dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran,
إِنَّ إِلَٰهَكُمْ لَوَٰحِدٌ
inna ilāhakum lawāḥid
4. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.
رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ ٱلْمَشَٰرِقِ
rabbus-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumā wa rabbul-masyāriq
5. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari.
إِنَّا زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنْيَا بِزِينَةٍ ٱلْكَوَاكِبِ
innā zayyannas-samā`ad-dun-yā bizīnatinil-kawākib
6. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang,
وَحِفْظًا مِّن كُلِّ شَيْطَٰنٍ مَّارِدٍ
wa ḥifẓam ming kulli syaiṭānim mārid
7. dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka,
لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى ٱلْمَلَإِ ٱلْأَعْلَىٰ وَيُقْذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍ
lā yassamma’ụna ilal-mala`il-a’lā wa yuqżafụna ming kulli jānib
8. syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru.
دُحُورًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ
duḥụraw wa lahum ‘ażābuw wāṣib
9. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal,
إِلَّا مَنْ خَطِفَ ٱلْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُۥ شِهَابٌ ثَاقِبٌ
illā man khaṭifal-khaṭfata fa atba’ahụ syihābun ṡāqib
10. akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
فَٱسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَم مَّنْ خَلَقْنَآ ۚ إِنَّا خَلَقْنَٰهُم مِّن طِينٍ لَّازِبٍۭ
fastaftihim a hum asyaddu khalqan am man khalaqnā, innā khalaqnāhum min ṭīnil lāzib
11. Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): “Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.
بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُونَ
bal ‘ajibta wa yaskharụn
12. Bahkan kamu menjadi heran (terhadap keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu.
وَإِذَا ذُكِّرُوا۟ لَا يَذْكُرُونَ
wa iżā żukkirụ lā yażkurụn
13. Dan apabila mereka diberi pelajaran mereka tiada mengingatnya.
وَإِذَا رَأَوْا۟ ءَايَةً يَسْتَسْخِرُونَ
wa iżā ra`au āyatay yastaskhirụn
14. Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda kebesaran Allah, mereka sangat menghinakan.
وَقَالُوٓا۟ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّبِينٌ
wa qālū in hāżā illā siḥrum mubīn
15. Dan mereka berkata “Ini tiada lain hanyalah sihir yang nyata.
أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ
a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a innā lamab’ụṡụn
16. Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)?
أَوَءَابَآؤُنَا ٱلْأَوَّلُونَ
a wa ābā`unal-awwalụn
17. Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)”?
قُلْ نَعَمْ وَأَنتُمْ دَٰخِرُونَ
qul na’am wa antum dākhirụn
18. Katakanlah: “Ya, dan kamu akan terhina”
فَإِنَّمَا هِىَ زَجْرَةٌ وَٰحِدَةٌ فَإِذَا هُمْ يَنظُرُونَ
fa innamā hiya zajratuw wāḥidatun fa iżā hum yanẓurụn
19. Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka meIihatnya.
وَقَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا هَٰذَا يَوْمُ ٱلدِّينِ
wa qālụ yā wailanā hāżā yaumud-dīn
20. Dan mereka berkata: “Aduhai celakalah kita!” Inilah hari pembalasan.
هَٰذَا يَوْمُ ٱلْفَصْلِ ٱلَّذِى كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ
hāżā yaumul-faṣlillażī kuntum bihī tukażżibụn
21. Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.
۞ ٱحْشُرُوا۟ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَأَزْوَٰجَهُمْ وَمَا كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ
uḥsyurullażīna ẓalamụ wa azwājahum wa mā kānụ ya’budụn
22. (kepada malaikat diperintahkan): “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah,
مِن دُونِ ٱللَّهِ فَٱهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْجَحِيمِ
min dụnillāhi fahdụhum ilā ṣirāṭil-jaḥīm
23. selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.
وَقِفُوهُمْ ۖ إِنَّهُم مَّسْـُٔولُونَ
waqifụhum innahum mas`ụlụn
24. Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya:
مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ
mā lakum lā tanāṣarụn
25. “Kenapa kamu tidak tolong menolong?”
بَلْ هُمُ ٱلْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ
bal humul-yauma mustaslimụn
26. Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.
وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَآءَلُونَ
wa aqbala ba’ḍuhum ‘alā ba’ḍiy yatasā`alụn
27. Sebahagian dan mereka menghadap kepada sebahagian yang lain berbantah-bantahan.
قَالُوٓا۟ إِنَّكُمْ كُنتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ ٱلْيَمِينِ
qālū innakum kuntum ta`tụnanā ‘anil-yamīn
28. Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): “Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dan kanan.
قَالُوا۟ بَل لَّمْ تَكُونُوا۟ مُؤْمِنِينَ
qālụ bal lam takụnụ mu`minīn
29. Pemimpin-pemimpin mereka menjawab: “Sebenarnya kamulah yang tidak beriman”.
وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُم مِّن سُلْطَٰنٍۭ ۖ بَلْ كُنتُمْ قَوْمًا طَٰغِينَ
wa mā kāna lanā ‘alaikum min sulṭān, bal kuntum qauman ṭāgīn
30. Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas.
فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَآ ۖ إِنَّا لَذَآئِقُونَ
fa ḥaqqa ‘alainā qaulu rabbinā innā lażā`iqụn
31. Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu).
فَأَغْوَيْنَٰكُمْ إِنَّا كُنَّا غَٰوِينَ
fa agwainākum innā kunnā gāwīn
32. Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat.
فَإِنَّهُمْ يَوْمَئِذٍ فِى ٱلْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ
fa innahum yauma`iżin fil-‘ażābi musytarikụn
33. Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab.
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَفْعَلُ بِٱلْمُجْرِمِينَ
innā każālika naf’alu bil-mujrimīn
34. Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat.
إِنَّهُمْ كَانُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
innahum kānū iżā qīla lahum lā ilāha illallāhu yastakbirụn
35. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓا۟ ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُونٍۭ
wa yaqụlụna a innā latārikū ālihatinā lisyā’irim majnụn
36. dan mereka berkata: “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?”
بَلْ جَآءَ بِٱلْحَقِّ وَصَدَّقَ ٱلْمُرْسَلِينَ
bal jā`a bil-ḥaqqi wa ṣaddaqal-mursalīn
37. Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).
إِنَّكُمْ لَذَآئِقُوا۟ ٱلْعَذَابِ ٱلْأَلِيمِ
innakum lażā`iqul-‘ażābil-alīm
38. Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih.
وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
wa mā tujzauna illā mā kuntum ta’malụn
39. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan,
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
40. tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).
أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَّعْلُومٌ
ulā`ika lahum rizqum ma’lụm
41. Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu,
فَوَٰكِهُ ۖ وَهُم مُّكْرَمُونَ
fawākih, wa hum mukramụn
42. yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan,
فِى جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ
fī jannātin na’īm
43. di dalam surga-surga yang penuh nikmat.
عَلَىٰ سُرُرٍ مُّتَقَٰبِلِينَ
‘alā sururim mutaqābilīn
44. di atas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan.
يُطَافُ عَلَيْهِم بِكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍۭ
yuṭāfu ‘alaihim bika`sim mim ma’īn
45. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir.
بَيْضَآءَ لَذَّةٍ لِّلشَّٰرِبِينَ
baiḍā`a lażżatil lisy-syāribīn
46. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
لَا فِيهَا غَوْلٌ وَلَا هُمْ عَنْهَا يُنزَفُونَ
lā fīhā gauluw wa lā hum ‘an-hā yunzafụn
47. Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya.
وَعِندَهُمْ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرْفِ عِينٌ
wa ‘indahum qāṣirātuṭ-ṭarfi ‘īn
48. Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya,
كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُونٌ
ka`annahunna baiḍum maknụn
49. seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.
فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَآءَلُونَ
fa aqbala ba’ḍuhum ‘alā ba’ḍiy yatasā`alụn
50. Lalu sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain sambil bercakap-cakap.
قَالَ قَآئِلٌ مِّنْهُمْ إِنِّى كَانَ لِى قَرِينٌ
qāla qā`ilum min-hum innī kāna lī qarīn
51. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman,
يَقُولُ أَءِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُصَدِّقِينَ
yaqụlu a innaka laminal-muṣaddiqīn
52. yang berkata: “Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)?
أَءِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَدِينُونَ
a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a innā lamadīnụn
53. Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?”
قَالَ هَلْ أَنتُم مُّطَّلِعُونَ
qāla hal antum muṭṭali’ụn
54. Berkata pulalah ia: “Maukah kamu meninjau (temanku itu)?”
فَٱطَّلَعَ فَرَءَاهُ فِى سَوَآءِ ٱلْجَحِيمِ
faṭṭala’a fa ra`āhu fī sawā`il-jaḥīm
55. Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala.
قَالَ تَٱللَّهِ إِن كِدتَّ لَتُرْدِينِ
qāla tallāhi ing kitta laturdīn
56. Ia berkata (pula): “Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku,
وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّى لَكُنتُ مِنَ ٱلْمُحْضَرِينَ
walau lā ni’matu rabbī lakuntu minal-muḥḍarīn
57. jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka).
أَفَمَا نَحْنُ بِمَيِّتِينَ
a fa mā naḥnu bimayyitīn
58. Maka apakah kita tidak akan mati?,
إِلَّا مَوْتَتَنَا ٱلْأُولَىٰ وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ
illā mautatanal-ụlā wa mā naḥnu bimu’ażżabīn
59. melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di akhirat ini)?
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
inna hāżā lahuwal-fauzul-‘aẓīm
60. Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar.
لِمِثْلِ هَٰذَا فَلْيَعْمَلِ ٱلْعَٰمِلُونَ
limiṡli hāżā falya’malil-‘āmilụn
61. Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja”
أَذَٰلِكَ خَيْرٌ نُّزُلًا أَمْ شَجَرَةُ ٱلزَّقُّومِ
a żālika khairun nuzulan am syajaratuz-zaqqụm
62. (Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.
إِنَّا جَعَلْنَٰهَا فِتْنَةً لِّلظَّٰلِمِينَ
innā ja’alnāhā fitnatal liẓ-ẓālimīn
63. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim.
إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِىٓ أَصْلِ ٱلْجَحِيمِ
innahā syajaratun takhruju fī aṣlil-jaḥīm
64. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dan dasar neraka yang menyala.
طَلْعُهَا كَأَنَّهُۥ رُءُوسُ ٱلشَّيَٰطِينِ
ṭal’uhā ka`annahụ ru`ụsusy-syayāṭīn
65. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan.
فَإِنَّهُمْ لَءَاكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِـُٔونَ مِنْهَا ٱلْبُطُونَ
fa innahum la`ākilụna min-hā famāli`ụna min-hal buṭụn
66. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.
ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيمٍ
ṡumma inna lahum ‘alaihā lasyaubam min ḥamīm
67. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas.
ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى ٱلْجَحِيمِ
ṡumma inna marji’ahum la`ilal-jaḥīm
68. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim.
إِنَّهُمْ أَلْفَوْا۟ ءَابَآءَهُمْ ضَآلِّينَ
innahum alfau ābā`ahum ḍāllīn
69. Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam Keadaaan sesat.
فَهُمْ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ يُهْرَعُونَ
fa hum ‘alā āṡārihim yuhra’ụn
70. Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu.
وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ ٱلْأَوَّلِينَ
wa laqad ḍalla qablahum akṡarul-awwalīn
71. Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا فِيهِم مُّنذِرِينَ
wa laqad arsalnā fīhim munżirīn
72. dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan (rasul-rasul) di kalangan mereka.
فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُنذَرِينَ
fanẓur kaifa kāna ‘āqibatul-munżarīn
73. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
74. Tetapi hamba-hamba Allah yang bersihkan (dari dosa tidak akan diazab).
وَلَقَدْ نَادَىٰنَا نُوحٌ فَلَنِعْمَ ٱلْمُجِيبُونَ
wa laqad nādānā nụḥun fa lani’mal-mujībụn
75. Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami).
وَنَجَّيْنَٰهُ وَأَهْلَهُۥ مِنَ ٱلْكَرْبِ ٱلْعَظِيمِ
wa najjaināhu wa ahlahụ minal-karbil-‘aẓīm
76. Dan Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar.
وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُۥ هُمُ ٱلْبَاقِينَ
wa ja’alnā żurriyyatahụ humul-bāqīn
77. Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ
wa taraknā ‘alaihi fil-ākhirīn
78. Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian;
سَلَٰمٌ عَلَىٰ نُوحٍ فِى ٱلْعَٰلَمِينَ
salāmun ‘alā nụḥin fil-‘ālamīn
79. “Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”.
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ
innā każālika najzil-muḥsinīn
80. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ
innahụ min ‘ibādinal-mu`minīn
81. Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.
ثُمَّ أَغْرَقْنَا ٱلْءَاخَرِينَ
ṡumma agraqnal-ākharīn
82. Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain.
۞ وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِۦ لَإِبْرَٰهِيمَ
wa inna min syī’atihī la`ibrāhīm
83. Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh).
إِذْ جَآءَ رَبَّهُۥ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
iż jā`a rabbahụ biqalbin salīm
84. (lngatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci:
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَاذَا تَعْبُدُونَ
iż qāla li`abīhi wa qaumihī māżā ta’budụn
85. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah yang kamu sembah itu?
أَئِفْكًا ءَالِهَةً دُونَ ٱللَّهِ تُرِيدُونَ
a ifkan āliḥatan dụnallāhi turīdụn
86. Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan berbohong?
فَمَا ظَنُّكُم بِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
fa mā ẓannukum birabbil-‘ālamīn
87. Maka apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?”
فَنَظَرَ نَظْرَةً فِى ٱلنُّجُومِ
fa naẓara naẓratan fin-nujụm
88. Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang.
فَقَالَ إِنِّى سَقِيمٌ
fa qāla innī saqīm
89. Kemudian ia berkata: “Sesungguhnya aku sakit”.
فَتَوَلَّوْا۟ عَنْهُ مُدْبِرِينَ
fa tawallau ‘an-hu mudbirīn
90. Lalu mereka berpaling daripadanya dengan membelakang.
فَرَاغَ إِلَىٰٓ ءَالِهَتِهِمْ فَقَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ
fa rāga ilā ālihatihim fa qāla alā ta`kulụn
91. Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata: “Apakah kamu tidak makan?
مَا لَكُمْ لَا تَنطِقُونَ
mā lakum lā tanṭiqụn
92. Kenapa kamu tidak menjawab?”
فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًۢا بِٱلْيَمِينِ
fa rāga ‘alaihim ḍarbam bil-yamīn
93. Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat).
فَأَقْبَلُوٓا۟ إِلَيْهِ يَزِفُّونَ
fa aqbalū ilaihi yaziffụn
94. Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas.
قَالَ أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ
qāla a ta’budụna mā tan-ḥitụn
95. Ibrahim berkata: “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?
وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
wallāhu khalaqakum wa mā ta’malụn
96. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”.
قَالُوا۟ ٱبْنُوا۟ لَهُۥ بُنْيَٰنًا فَأَلْقُوهُ فِى ٱلْجَحِيمِ
qālubnụ lahụ bun-yānan fa alqụhu fil-jaḥīm
97. Mereka berkata: “Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu”.
فَأَرَادُوا۟ بِهِۦ كَيْدًا فَجَعَلْنَٰهُمُ ٱلْأَسْفَلِينَ
fa arādụ bihī kaidan fa ja’alnāhumul-asfalīn
98. Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina.
وَقَالَ إِنِّى ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّى سَيَهْدِينِ
wa qāla innī żāhibun ilā rabbī sayahdīn
99. Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn
100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
فَبَشَّرْنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٍ
fa basysyarnāhu bigulāmin ḥalīm
101. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
fa lammā balaga ma’ahus-sa’ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif’al mā tu`maru satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīn
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ
fa lammā aslamā wa tallahụ lil-jabīn
103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
وَنَٰدَيْنَٰهُ أَن يَٰٓإِبْرَٰهِيمُ
wa nādaināhu ay yā ibrāhīm
104. Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim,
قَدْ صَدَّقْتَ ٱلرُّءْيَآ ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ
qad ṣaddaqtar-ru`yā, innā każālika najzil-muḥsinīn
105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْبَلَٰٓؤُا۟ ٱلْمُبِينُ
inna hāżā lahuwal-balā`ul mubīn
106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
وَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
wa fadaināhu biżib-ḥin ‘aẓīm
107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ
wa taraknā ‘alaihi fil-ākhirīn
108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ
salāmun ‘alā ibrāhīm
109. (yaitu)”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”.
كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ
każālika najzil-muḥsinīn
110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ
innahụ min ‘ibādinal-mu`minīn
111. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
وَبَشَّرْنَٰهُ بِإِسْحَٰقَ نَبِيًّا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
wa basysyarnāhu bi`is-ḥāqa nabiyyam minaṣ-ṣāliḥīn
112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
وَبَٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰٓ إِسْحَٰقَ ۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ مُبِينٌ
wa bāraknā ‘alaihi wa ‘alā is-ḥāq, wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīn
113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.
وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ
wa laqad manannā ‘alā mụsā wa hārụn
114. Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun.
وَنَجَّيْنَٰهُمَا وَقَوْمَهُمَا مِنَ ٱلْكَرْبِ ٱلْعَظِيمِ
wa najjaināhumā wa qaumahumā minal-karbil-‘aẓīm
115. Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar.
وَنَصَرْنَٰهُمْ فَكَانُوا۟ هُمُ ٱلْغَٰلِبِينَ
wa naṣarnāhum fa kānụ humul-gālibīn
116. Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang.
وَءَاتَيْنَٰهُمَا ٱلْكِتَٰبَ ٱلْمُسْتَبِينَ
wa ātaināhumal-kitābal-mustabīn
117. Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas.
وَهَدَيْنَٰهُمَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
wa hadaināhumaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
118. Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus.
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِمَا فِى ٱلْءَاخِرِينَ
wa taraknā ‘alaihimā fil-ākhirīn
119. Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian;
سَلَٰمٌ عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ
salāmun ‘alā mụsā wa hārụn
120. (yaitu): “Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun”.
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ
innā każālika najzil-muḥsinīn
121. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
إِنَّهُمَا مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ
innahumā min ‘ibādinal-mu`minīn
122. Sesungguhnya keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ
wa inna ilyāsa laminal-mursalīn
123. Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul.
إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَلَا تَتَّقُونَ
iż qāla liqaumihī alā tattaqụn
124. (ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu tidak bertakwa?
أَتَدْعُونَ بَعْلًا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ ٱلْخَٰلِقِينَ
a tad’ụna ba’law wa tażarụna aḥsanal-khāliqīn
125. Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta,
ٱللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ ءَابَآئِكُمُ ٱلْأَوَّلِينَ
allāha rabbakum wa rabba ābā`ikumul-awwalīn
126. (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?”
فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ
fa każżabụhu fa innahum lamuḥḍarụn
127. Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka),
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
128. kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ
wa taraknā ‘alaihi fil-ākhirīn
129. Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.
سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلْ يَاسِينَ
salāmun ‘alā ilyāsīn
130. (yaitu): “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?”
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ
innā każālika najzil-muḥsinīn
131. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ
innahụ min ‘ibādinal-mu`minīn
132. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
وَإِنَّ لُوطًا لَّمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ
wa inna lụṭal laminal-mursalīn
133. Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.
إِذْ نَجَّيْنَٰهُ وَأَهْلَهُۥٓ أَجْمَعِينَ
iż najjaināhu wa ahlahū ajma’īn
134. (Ingatlah) ketika Kami selamatkan dia dan keluarganya (pengikut-pengikutnya) semua,
إِلَّا عَجُوزًا فِى ٱلْغَٰبِرِينَ
illā ‘ajụzan fil-gābirīn
135. kecuali seorang perempuan tua (isterinya yang berada) bersama-sama orang yang tinggal.
ثُمَّ دَمَّرْنَا ٱلْءَاخَرِينَ
ṡumma dammarnal-ākharīn
136. Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain.
وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِم مُّصْبِحِينَ
wa innakum latamurrụna ‘alaihim muṣbiḥīn
137. Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi,
وَبِٱلَّيْلِ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
wa bil-laīl, a fa lā ta’qilụn
138. dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ
wa inna yụnusa laminal-mursalīn
139. Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul,
إِذْ أَبَقَ إِلَى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ
iż abaqa ilal-fulkil-masy-ḥụn
140. (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan,
فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُدْحَضِينَ
fa sāhama fa kāna minal-mud-ḥaḍīn
141. kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.
فَٱلْتَقَمَهُ ٱلْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ
faltaqamahul-ḥụtu wa huwa mulīm
142. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.
فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ
falau lā annahụ kāna minal-musabbiḥīn
143. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
lalabiṡa fī baṭnihī ilā yaumi yub’aṡụn
144. niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.
۞ فَنَبَذْنَٰهُ بِٱلْعَرَآءِ وَهُوَ سَقِيمٌ
fa nabażnāhu bil-‘arā`i wa huwa saqīm
145. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.
وَأَنۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّن يَقْطِينٍ
wa ambatnā ‘alaihi syajaratam miy yaqṭīn
146. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.
وَأَرْسَلْنَٰهُ إِلَىٰ مِا۟ئَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ
wa arsalnāhu ilā mi`ati alfin au yazīdụn
147. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.
فَـَٔامَنُوا۟ فَمَتَّعْنَٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍ
fa āmanụ fa matta’nāhum ilā ḥīn
148. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.
فَٱسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ ٱلْبَنَاتُ وَلَهُمُ ٱلْبَنُونَ
fastaftihim a lirabbikal-banātu wa lahumul-banụn
149. Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah): “Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki,
أَمْ خَلَقْنَا ٱلْمَلَٰٓئِكَةَ إِنَٰثًا وَهُمْ شَٰهِدُونَ
am khalaqnal-malā`ikata ināṡaw wa hum syāhidụn
150. atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)?
أَلَآ إِنَّهُم مِّنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ
alā innahum min ifkihim layaqụlụn
151. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan:
وَلَدَ ٱللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَٰذِبُونَ
waladallāhu wa innahum lakāżibụn
152. “Allah beranak”. Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.
أَصْطَفَى ٱلْبَنَاتِ عَلَى ٱلْبَنِينَ
aṣṭafal-banāti ‘alal-banīn
153. Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?
مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
mā lakum, kaifa taḥkumụn
154. Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?
أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
a fa lā tażakkarụn
155. Maka apakah kamu tidak memikirkan?
أَمْ لَكُمْ سُلْطَٰنٌ مُّبِينٌ
am lakum sulṭānum mubīn
156. Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?
فَأْتُوا۟ بِكِتَٰبِكُمْ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
fa`tụ bikitābikum ing kuntum ṣādiqīn
157. Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.
وَجَعَلُوا۟ بَيْنَهُۥ وَبَيْنَ ٱلْجِنَّةِ نَسَبًا ۚ وَلَقَدْ عَلِمَتِ ٱلْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ
wa ja’alụ bainahụ wa bainal-jinnati nasabā, wa laqad ‘alimatil-jinnatu innahum lamuḥḍarụn
158. Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka),
سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
sub-ḥanallāhi ‘ammā yaṣifụn
159. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan,
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ
illā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
160. Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari (dosa).
فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ
fa innakum wa mā ta’budụn
161. Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu,
مَآ أَنتُمْ عَلَيْهِ بِفَٰتِنِينَ
mā antum ‘alaihi bifātinīn
162. Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,
إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ ٱلْجَحِيمِ
illā man huwa ṣālil-jaḥīm
163. kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala.
وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٌ مَّعْلُومٌ
wa mā minnā illā lahụ maqāmum ma’lụm
164. Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu,
وَإِنَّا لَنَحْنُ ٱلصَّآفُّونَ
wa innā lanaḥnuṣ-ṣāffụn
165. dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah).
وَإِنَّا لَنَحْنُ ٱلْمُسَبِّحُونَ
wa innā lanaḥnul-musabbiḥụn
166. Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).
وَإِن كَانُوا۟ لَيَقُولُونَ
wa ing kānụ layaqụlụn
167. Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata:
لَوْ أَنَّ عِندَنَا ذِكْرًا مِّنَ ٱلْأَوَّلِينَ
lau anna ‘indanā żikram minal-awwalīn
168. “Kalau sekiranya di sksi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu,
لَكُنَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ
lakunnā ‘ibādallāhil-mukhlaṣīn
169. benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)”.
فَكَفَرُوا۟ بِهِۦ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
fa kafarụ bih, fa saufa ya’lamụn
170. Tetapi mereka mengingkarinya (Al Quran); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu).
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا ٱلْمُرْسَلِينَ
wa laqad sabaqat kalimatunā li’ibādinal-mursalīn
171. Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul,
إِنَّهُمْ لَهُمُ ٱلْمَنصُورُونَ
innahum lahumul-manṣụrụn
172. (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan.
وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ ٱلْغَٰلِبُونَ
wa inna jundanā lahumul-gālibụn
173. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang,
فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍ
fa tawalla ‘an-hum ḥattā ḥīn
174. Maka berpalinglah kamu (Muhammad) dari mereka sampai suatu ketika.
وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ
wa abṣir-hum, fa saufa yubṣirụn
175. Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat (azab itu).
أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ
a fa bi’ażābinā yasta’jilụn
176. Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan?
فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَآءَ صَبَاحُ ٱلْمُنذَرِينَ
fa iżā nazala bisāḥatihim fa sā`a ṣabāḥul-munżarīn
177. Maka apabila siksaan itu turun dihalaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.
وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّىٰ حِينٍ
wa tawalla ‘an-hum ḥattā ḥīn
178. Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika.
وَأَبْصِرْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ
wa abṣir, fa saufa yubṣirụn
179. Dan lihatlah, maka kelak mereka juga akan melihat.
سُبْحَٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ
sub-ḥāna rabbika rabbil-‘izzati ‘ammā yaṣifụn
180. Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan.
وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِينَ
wa salāmun ‘alal-mursalīn
181. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.
وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
wal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn
182. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.