19. أَفَرَءَيْتُمُ ٱللَّٰتَ وَٱلْعُزَّىٰ
a fa ra`aitumul-lāta wal-‘uzzā
19. Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza.
Tafsir :
Ayat ini merupakan paragraf baru, dimana Allah berfirman tentang sesembahan-sesembahan orang-orang musyrik. Ada tiga sesembahan yang disembah oleh orang-orang kafir yaitu: Al-Lata, sesembahan yang disembah Bani Tsaqif yang berada di Tha’if([1]). Dikisahkan bahwa Al-Lata adalah orang yang shalih. Sewaktu hidup dia sering membagi-bagikan makanan kepada orang-orang yang berhaji, sehingga orang-orang mengagung-agungkan dia. Tatkala dia meninggal, maka dibangunkanlah di atas kuburannya patung/batu dengan bentuknya. Akhirnya, orang-orang setelahnya-pun menyembahnya, dan menjadikannya sebagai Tuhan kebanggan bagi orang-orang Tha’if.([2])
Adapun Al-‘Uzza adalah sesembahan orang-orang Nakhlah (suatu tempat yang terletak antara Thoif dan Mekah), karena patung tersebut berada di suatu tempat yang bernama Nakhlah. Yaitu tempat yang berupa sekumpulan pohon-pohon. Ada pula yang mengatakan dia adalah patung-patung yang dibentuk seperti pohon.([3])
Dikisahkan bahwa terdapat penjaga yang menghuni tempat tersebut. Kemudian, tatkala tiba Fathu Makkah, Nabi memerintahkan Khalid bin Al-Walid untuk menghancurkan Al-‘Uzza. Sebagaimana diriwayatkan di dalam hadits:
لَمَّا فَتْحَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ بَعَثَ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ إِلَى نَخْلَةٍ، وَكَانَتْ بِهَا الْعُزَّى، فَأَتَاهَا خَالِدٌ , وَكَانَتْ عَلَى ثَلَاثِ سَمُرَاتٍ([4])، فَقَطَعَ السَّمُرَاتِ، وَهَدَمَ الْبَيْتَ الَّذِي كَانَ عَلَيْهَا، ثُمَّ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ، فَقَالَ: ارْجِعْ فَإِنَّكَ لَمْ تَصْنَعْ شَيْئًا , فَرَجَعَ خَالِدٌ، فَلَمَّا بَصُرَتْ بِهِ السَّدَنَةُ وَهُمْ حَجَبَتُهَا، أَمْعَنُوا فِي الْجَبَلِ , وَهُمْ يَقُولُونَ: يَا عُزَّى يَا عُزَّى، فَأَتَاهَا خَالِدٌ , فَإِذَا امْرَأَةٌ عُرْيَانَةٌ , نَاشِرَةٌ شَعْرَهَا , تَحْتَفِنُ التُّرَابَ عَلَى رَأْسِهَا، فَعَمَّمَهَا بِالسَّيْفِ حَتَّى قَتَلَهَا، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ , فَقَالَ: تِلْكَ الْعُزَّى
“Tatkala Rasulullah menaklukan kota Makkah, beliau mengutus Khalid bin Al-Walid pergi menuju Nakhlah, yang disana terdapat (berhala bernama) Al-‘Uzza. Lalu Khalid-pun mendatanginya. Ternyata Al-‘Uzza adalah tiga pohon besar, lalu diapun menebang ketiga pohon tersebut. Pohon-pohon tersebut berada di dalam bangunan, lalu Khalid pun menghancurkan bangunan tersebut. Kemudian dia mendatangi Nabi dan memberitahukan kepada beliau. Lalu beliau bersabda: “Kembalilah, sesungguhnya kamu belum berbuat apa-apa.” Lalu Khalidpun kembali lagi. Tatkala para penjaga (juru kunci) melihat kedatangannya, mereka melihat ke arah gunung sambal berteriak: “Wahai ‘Uzza, wahai ‘Uzza.” Setelah itu Khalid mendatanginya, ternyata dia adalah seorang perempuan yang telanjang, terurai rambutnya, dia sedang menghamburkan debu di atas kepalanya. Lalu Khalid pun menyabetkan pedangnya dan membunuhnya. Kemudian dia kembali kepada Nabi dan memberitahukannya. Setelah itu beliau bersabda: “Itu adalah Al-‘Uzza.” ([5])
Al-‘Uzza adalah berhala yang diagung-agungkan dan dibanggakan oleh Quraisy, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Sufyan tatkala masih kafir pada perang Uhud,
إِنَّ لَنَا العُزَّى وَلاَ عُزَّى لَكُمْ
“Sesungguhnya kami memiliki Al-‘Uzza dan kalian tidak memiliki (Al-‘Uzza).” ([6])
______________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubiy 17/99.
([2]) Lihat: Tafsir Ath-Thabariy 22/523 dan Bahr Al-‘Ulum Li As-Samarqandiy 3/361.
([3]) Lihat: Bahr Al’Ulum Li As-Samarqandiy 3/361.
([4]) (سَمُرَاتٍ) adalah bentuk jamak dari (سَمُرَة) artinya salah satu jenis pepohonan. (An-Nihayah Li Ibnu Al-Atsir 2/399)