58. كَأَنَّهُنَّ ٱلْيَاقُوتُ وَٱلْمَرْجَانُ
ka`annahunnal-yāqụtu wal-marjān
58. Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.
Tafsir :
Ayat ini menggambarkan tentang bidadari-bidadari yang ada di surga. Bahwasanya mereka bagaikan (الْيَاقُوتُ) yaitu batu permata atau berlian yang bening. Sedangkan (الْمَرْجَانُ) yaitu mutiara yang sangat putih. Di dalam ayat ini Allah menggambarkan sifat-sifat bidadari. Diantara sifat-sifatnya adalah bening bagaikan Yaqut dan putih bagikan Marjan. ([1])
Adapun sifat putihnya digambarkan bahwa bidadari sangat putih, sebagaimana firman Allah,
وَحُورٌ عِينٌ.كَأَمْثالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ
“Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah. Laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al-Waqi’ah: 22-23)
Sangat putih dan putihnya sangat sempurna, tidak terkontaminasi dengan kotoran apapun. Tidak seperti putihnya wanita yang ada di dunia, terkadang ada merah-merahnya atau bintik-bintiknya, yang menunjukkan bahwa putihnya tidaklah sempurna. Dan saking putihnya, digambarkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, dari Nabi bersabda,
إِنَّ المَرْأَةَ مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الجَنَّةِ لَيُرَى بَيَاضُ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِ سَبْعِينَ حُلَّةً حَتَّى يُرَى مُخُّهَا
“Sesungguhnya putihnya betis bidadari terlihat di balik tujuh puluh gaun hingga terlihat sumsumnya.” ([2])
Hadits ini menggambarkan begitu putihnya bidadari di surga. Bahwa jika bidadari mengenakan gaun sebanyak tujuh puluh lapis, maka saking putihnya, betisnya masih terlihat, menembus tujuh puluh gaun yang ia pakai.
Lalu, sifat bidadari yang lain yaitu bening. Sebagaimana sabda Nabi,
كَبِدُهَا مِرْآتُهُ
“Sesungguhnya hati bidadari adalah cermin bagi suaminya.”([3])
Maksudnya adalah tubuh bidadari sangat bening. Seandainya suaminya berada di depannya, maka wajahnya akan tampak terlihat di hati sang bidadari tersebut. Hadits ini menunjukkan bahwa hati bidadari sangat bening, hingga tembus terlihat dari luar.
Begitu juga dengan sabda Nabi
يُرَى مُخُّ سَاقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ، مِنَ الْحُسْنِ
“Sungguh kedua bidadari itu terlihat sumsum tulangnya dibalik dagingnya karena keindahannya.”([4])
Rasulullah menutup haditsnya dengan (مِنَ الْحُسْنِ) yaitu karena cantiknya. Hal ini menunjukkan keindahan dan kecantikan yang dimiliki oleh bidadari di surga. Seandainya seseorang mengetahui hadits ini tanpa adanya penutup hadits yang disebutkan oleh Nabi, maka dia tidak akan mampu memahaminya dengan benar dan tidak akan bisa menggambarkan dengan jelas bagaimana sifat bidadari itu. Hal ini pula menunjukkan bahwa otak manusia tidak akan mampu mengkhayalkan akan cantik dan indahnya bidadari di surga.
Rasulullah juga bersabda:
وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا، وَلَمَلَأَتْهُ رِيحًا، وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Seandainya ada bidadari dari surga muncul di tengah-tengah penduduk bumi, niscaya akan menerangi langit dan bumi, memenuhinya dengan wangi yang semerbak. Sungguh, kerudung yang berada di atas kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya.”([5])
Maksud dalam hadits ini adalah seandainya bidadari dari surga muncul di dunia ini. Maka kehadirannya akan menerangi seisi bumi dan langit, semua akan menjadi terang benderang. Seluruh tempat tersebut akan penuh dengan aroma yang harum, karena kemunculan bidadari tersebut. Kerudung yang berada di atas kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya. Ini menunjukkan bahwa gambaran tentang bidadari surga berada di luar batas mengkhayal manusia. Kemampuan mengkhayal manusia sangat rendah, tidak mungkin mengkhayalkan bidadari dan berbagai kenikmatan lainnya di surga.
Allah berfirman,
فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزاءً بِما كانُوا يَعْمَلُونَ
“Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 17)
Semua hal itu adalah perkara ghaib. Seandainya Allah memperlihatkan bidadari surga dengan sifat-sifat yang disebutkan berada di dunia, manusia mampu melihatnya dengan leluasa. Maka sangat dipastikan bahwa seluruh manusia akan taat kepada Allah. Mereka akan puasa, shalat malam dan membaca Al-Qur’an setiap hari; karena mereka tahu balasan surga berupa bidadari yang telah diperlihatkan kepada mereka di dunia.
Akan tetapi, Allah sembunyikan dari makhlukNya dan tidak ada yang tahu tentang bidadari tersebut kecuali hanya sebagian sifat saja yang Allah sebutkan untuk diketahui oleh hamba-hambaNya.([6])
_____________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Baghawiy 7/455.
([3]) H.R. Thabraniy no. 9763 dan Al-Hakim no.8761.