42. فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān
42. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Tafsir :
Kembali Allah menyebutkan nikmat-nikmatNya, yaitu berupa peringatan kepada manusia agar tidak bermaksiat. Dan bagi seorang yang beriman, peringatan adalah suatu kenikmatan baginya. Karena jika orang yang beriman tidak diingatkan, maka dia akan lalai, merasa hidup selamanya, Allah tidak mencatat segala ucapan dan perbuatannya hingga dia meninggal dunia tanpa disadari.([1])
Seperti yang telah dikisahkan dalam sebuah cerita yang nyata. Bahwa ada seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan bermain judi. Ketika dia sedang bermain judi, melihat kartu, lalu dia meninggal dunia dalam kondisi masih memegang kartu. Bayangkan, dia tidak merasa bahwa dia bakal menemui ajalnya, tiba-tiba Allah mencabut nyawanya di saat dia sedang bermaksiat kepada Allah. Wal’iyadzu billah
Oleh karenanya, dengan adanya peringatan-peringatan seperti ini, menunjukkan akan nikmat Allah yang telah diberikan kepada hambanya yang beriman. Karena, manusia sering lalai.
___________________
Footnote :