37. فَإِذَا ٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَٱلدِّهَانِ
fa iżansyaqqatis-samā`u fa kānat wardatang kad-dihān
37. Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.
Tafsir :
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَاِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِۚ. فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 37-38)
Di dalam ayat ini Allah menyebutkan bahwa langit yang sekarang terlihat begitu kokoh, mampu menyangga bulan dan bintang-bintang itu ternyata pada hari kiamat akan terbelah. Dan tatkala langit itu terbelah, maka langit yang sekarang terlihat biru itu akan meleleh dan melebur dan berubah menjadi warna yang memerah seperti kilauan minyak.([1])
Adapun (وَرْدَة) memiliki dua tafsiran. Pertama: Bunga yang berwarna merah. Artinya langit tersebut berubah menjadi warna merah. Kedua: kuda tertentu yang memiliki warna abu-abu yang bercampur dengan warna kemerah-merahan. Disebutkan juga bahwa kuda tersebut dalam empat musim warnanya akan berubah-ubah, dan sebagian ulama ahli tafsir menyebut kuda ini dengan (الْكُمَيْت) artinya kuda khusus yang disebut dengan Ward dan mampu berubah warna. Artinya pada hari kiamat langit tersebut akan meleleh dan warna langit yang biru tersebut akan berubah menjadi warna-warni seperti halnya warna kuda yang mampu berubah-ubah tersebut. Demikianlah kondisi hari kiamat kelak.([2])
_____________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Baghawiy 7/449 dan Tafsir Ats-Tsa’labiy 9/187.
([2]) Lihat: Tafsir Ath-Thabariy 23/50, Tafsir Al-Baghawiy 7/449 dan Tafsir Al-Qurthubiy 17/173.