32. فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān
32. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Tafsir :
Diantara nikmat Allah adalah nikmat pembalasan amal bagi orang-orang yang bertaqwa agar mereka menyiapkan diri mereka bahwa semua ketaatan yang mereka lakukan, pasti ada balasannya.([1])
Demikian juga dengan nikmat setiap perbuatan manusia yang selalu diurus oleh Allah, bahkan di setiap waktu. Bukan hanya manusia saja bahkan daun yang jatuh sekalipun Allah yang mengurusinya,
وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
“Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-An’am: 59)
اَفَمَنْ هُوَ قَاۤىِٕمٌ عَلٰى كُلِّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ
“Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap jiwa terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang lain)?” (QS. Ar-Ra’d: 33)
Allah mengetahui perbuatan manusia seluruhnya. Allah yang mengurusi mereka semua secara rinci. Berbeda dengan manusia, misalnya seorang pengusaha yang memiliki perusahaan dan ribuan anak buah, maka dia tidak mampu mengurusi dan mengatur mereka secara keseluruhan. Jikapun mampu, maka dia hanya bisa mengatur sebatas bagian tertentu saja, adapun selebihnya maka dia tidak akan mampu mengaturnya.
Adapun Allah, Dia adalah Dzat yang Maha Agung, Maha Mengatur segala urusan, mengurusi alam semesta secara keseluruhan.
______________
Footnote :