22. يَخْرُجُ مِنْهُمَا ٱللُّؤْلُؤُ وَٱلْمَرْجَانُ
yakhruju min-humal-lu`lu`u wal-marjān
22. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
Tafsir :
Para Ulama menafsirkan (اللُّؤْلُؤُ) adalah mutiara kecil. Sedangkan (الْمَرْجَانُ) adalah mutiara yang besar. Atau sebaliknya Lu’lu’ adalah mutiara yang besar dan Marjan adalah mutiara yang kecil. Intinya keduanya merupakan satu jenis dari mutiara.([1])
Ayat ini menjelaskan bahwa kedua benda mulia ini keluar dari air tawar dan air laut (asin). Mayoritas Ulama menafsirkan bahwa mutiara hanya terdapat pada air asin dan tidak terdapat pada air tawar. Hal itu disebabkan karena pada zaman itu mereka tidak pernah menjumpai bahwa mutiara terdapat pada air tawar. Maka dari itu mereka menafsirkan, meskipun telah disebutkan bahwa mutiara keluar dari kedua air laut dan tawar, namun yang dimaksud adalah keluar dari salah satu dari kedua air tersebut, yaitu hanya air asin.
Ini sama seperti firman Allah :
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آياتِي وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قالُوا شَهِدْنا عَلى أَنْفُسِنا وَغَرَّتْهُمُ الْحَياةُ الدُّنْيا وَشَهِدُوا عَلى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كانُوا كافِرِينَ
“Wahai golongan jin dan manusia! Bukankah sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalangan kalian sendiri, mereka menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatkanmu tentang pertemuan pada hari ini? Mereka menjawab, “(Ya), kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” Tetapi mereka tertipu oleh kehidupan dunia dan mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang kafir.” (QS. Al-An’am: 130)
Dalam ayat ini Allah menyebut jin dan manusia, seakan-akan mereka adalah satu. Dan Allah menyatakan para rasul dari kalian (jin dan manusia), padahal kita tahu bahwasanya para rasul hanyalah dari golongan manusia saja dan tidak ada rasul dari golongan jin.
Begitu juga dengan firman Allah,
أَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللَّهُ سَبْعَ سَماواتٍ طِباقاً. وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُوراً وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِراجاً
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? Dan di langit-langit tersebut Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)?” (QS. Nuh: 15-16)
Sebagaimana diketahui bahwa rembulan hanya terdapat di langit yang paling bawah atau langit dunia. Namun, Allah berfirman bahwa Dia menciptakan bulan pada langit-langit tersebut, maksudnya adalah salah satu langit.
Penjelasan ini menunjukkan bahwa Allah menyebutkan salah satu benda yang berfungsi mewakili benda lainnya. Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam ayat ini, bahwa mutiara keluar dari kedua jenis air (air laut dan air tawar), namun yang dimaksud adalah mutiara hanya terdapat pada air laut/asin saja.([2])
Akan tetapi telah disebutkan dalam tafsir Al-Alusiy bahwa beliau menukilkan sebagian pendapat ulama yang hidup pada zamannya, sebagian mereka berpendapat tentang ayat ini bahwasanya mutiara juga keluar dari sungai. Adapun kondisi bahwasanya orang-orang belum menemukan adanya mutiara yang terdapat di sungai, maka betapa banyak perkara yang mana manusia tidak mengetahuinya. ([3])
Dan ternyata di zaman sekarang telah ditemukan bahwa terdapat mutiara dari dalam sungai. Barangkali pada zaman sebagian ahli tafsir belum diketahui bahwasanya terdapat mutiara yang berasal dari sungai. Maka dari itu, hendaknya seseorang memahami firman Allah dari dzahir ayat bahwa terdapat mutiara yang berasal dari sungai (air tawar) dan juga dari laut (air asin).
__________________
Footnote :
([1]) Lihat: Bahrul ‘Ulum Li As-Samarqandiy 3/381 dan Tafsir Al-Baghawiy 7/445.
([2]) Lihat: Tafsir Al-Baghawiy 7/445 dan Tafsir Al-Qurthubiy 17/163.