14. خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِن صَلْصَٰلٍ كَٱلْفَخَّارِ
khalaqal-insāna min ṣalṣāling kal-fakhkhār
14. Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.
Tafsir :
Allah menciptakan manusia, yaitu Nabi Adam dari tanah yang kering seperti tembikar([1]). Di dalam Al-Qur’an Allah menyebutkan penciptaan Nabi Adam dalam beberapa fase, sebagaimana dalam firmanNya,
إِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ ۗ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ
“Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.” (QS. Ali Imran: 59)
Penciptaan Nabi Isa tidak lebih hebat dari pada Nabi Adam. Karena Nabi Isa dilahirkan dari seorang ibu. Adapun Nabi Adam diciptakan tanpa ayah maupun ibu. Di dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Nabi Adam diciptakan dari tanah.([2])
إِنَّا خَلَقْنٰهُمْ مِّنْ طِيْنٍ لَّازِبٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” (QS. As-Shaffat: 11)
Maksudnya Allah menciptakan Nabi Adam dari (طِيْنٍ) yaitu tanah yang bercampur dengan air dan (لَّازِبٍ) yaitu tanah yang melekat, seperti tanah liat. Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Allah mengumpulkan berbagai macam tanah dari atas muka bumi ini sebelum penciptaan Nabi Adam. Setelah itu Allah menjadikan tanah tersebut (طِيْنٍ) yaitu tanah yang bercampur dengan air. Setelah itu, tanah tersebut memiliki sifat (لَّازِبٍ) lengket. Lalu, Allah membiarkan tanah tersebut menjadi (حَمَإٍ مَسْنُونٍ) yaitu tanah yang mulai menghitam dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, karena dibiarkan dalam waktu yang lama. Kemudian dibentuk dan dibiarkan menjadi (صَلْصَالٍ) yaitu tanah kering seperti (الْفَخَّارِ) yaitu tembikar. Setelah itu Allah meniupkan ruh hingga menjadi Adam. Demikianlah proses penciptaan Nabi Adam. ([3])
Hal ini mirip seperti mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Isa. Beliau membuat burung dari tanah liat, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah,
وَرَسُوْلًا اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ەۙ اَنِّيْ قَدْ جِئْتُكُمْ بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۙاَنِّيْٓ اَخْلُقُ لَكُمْ مِّنَ الطِّيْنِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ فَاَنْفُخُ فِيْهِ فَيَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚ
“Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata), “Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah.” (QS. Ali Imran: 49)
Ayat ini menjelaskan semua karena kekuasaan Allah. Jika Allah ingin menghendaki sesuatu maka cukup berfirman “Kun” (Fayakun) maka terjadilah([4]). Jika ditelusuri menurut ilmu kimia, hal ini tidaklah mungkin terjadi, karena bagaimana mungkin unsur tanah dengan waktu yang cepat berubah menjadi unsur daging. Namun, bagi Allah semuanya itu menjadi mudah.
_________________
Footnote :
([1]) Lihat: Tafsir Al-Mawardiy 5/428 dan Tafsir Al-Alusiy 14/104.
([2]) Lihat: Al-Kassyaf Li Az-Zamakhsyariy 1/367.
([3]) Lihat: Tafsir As-Sam’aniy 5/324 dan Tafsir Al-Qurthubiy 17/161.