62. وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ ٱلنَّشْأَةَ ٱلْأُولَىٰ فَلَوْلَا تَذَكَّرُونَ
wa laqad ‘alimtumun-nasy`atal-ụlā falau lā tażakkarụn
62. Dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
Tafsir :
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْأَةَ الْأُولَى فَلَوْلَا تَذَكَّرُونَ، أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ، أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ
“Dan sungguh, kamu telah tahu penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan?” (QS. Al-Waqi’ah : 62-64)
Di sini Allah Subhanahu wa ta’ala membawakan dalil yang lain lagi yang menunjukkan bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala mampu untuk menghidupkan mereka kembali, karena mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.
Allah Subhanahu wa ta’ala mengajak mereka untuk melihat tanaman yang mereka tanam. Sesungguhnya benih yang mereka tanam ditumbuhkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, dan tugas manusia hanya sekadar menaruh benih tersebut. Bukankah tanah, hujan, bahkan benih itu dari Allah Subhanahu wa ta’ala? Bukankah Allah Subhanahu wa ta’ala yang menjadikan benih tersebut terbelah lalu kemudian tumbuh besar menjadi tanaman yang mereka harapkan([1])? Allah Subhanahu wa ta’ala tidak memberikan perumpamaan yang jauh bagi mereka dengan perumpamaan manusia, akan tetapi Allah memberikan perumpamaan terhadap tumbuhan yang segala prosesnya menunjukkan bahwa itu adalah ciptaan Allah Subhanahu wa ta’ala. ([2]) Seseorang mungkin karena begitu seringnya melihat tumbuhnya tanaman maka seakan-akan itu bukanlah hal yang agung dan ajaib. Padahal jika mau kita renungkan tumbuhnya sebuah bijih dalam tanah menjadi pohon yang besar adalah suatu keajaiban yang menunjukan ada yang mengaturnya yang maha hebat.
__________________
Footnote :