47. وَكَانُوا۟ يَقُولُونَ أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبْعُوثُونَ
wa kānụ yaqụlụna a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a innā lamab’ụṡụn
47. Dan mereka selalu mengatakan: “Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali?
Tafsir :
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَكَانُوا يَقُولُونَ أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ، أَوَآبَاؤُنَا الْأَوَّلُونَ، قُلْ إِنَّ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
“Dan mereka berkata, ‘Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? Apakah nenek moyang kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?’ Katakanlah, ‘(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah ditentukan (hari kiamat)’.” (QS. Al-Waqi’ah : 47-50)
Sebab selanjutnya mengapa mereka disiksa adalah karena mereka memiliki akidah yang salah, yaitu mereka menyangka bahwa tidak ada hari kiamat. Mereka berakidah bahwa mereka tidak mungkin bisa dibangkitkan, bahkan nenek moyang mereka yang saat itu telah menjadi tulang belulang atau bahkan tulang tersebut telah berubah dan menyatu dengan tanah tidak mungkin bisa untuk dibangkitkan kembali. Akan tetapi Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan bantahan kepada mereka bahwa orang-orang terdahulu dari yang pertama sampai orang yang paling terakhir di muka bumi akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak di padang mahsyar.([1])
___________________
Footnote :