34. وَفُرُشٍ مَّرْفُوعَةٍ
wa furusyim marfụ’ah
34. dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
Tafsir :
Terdapat khilaf di kalangan para ulama tentang makna فُرُشٍ dalam ayat ini. Pendapat pertama mengatakan bahwa فُرُشٍ dalam ayat ini maksudnya adalah tempat tidur (kasur-kasur) yang ditinggikan dan penuh dengan keindahan. Pendapat kedua mengatakan bahwa فُرُشٍ dalam ayat ini adalah wanita-wanita dunia yang cantik jelita. Hal ini dikarenakan wanita dalam bahasa Arab dinamakan dengan لِبَاس (pakaian), sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala,
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
“Mereka (istri-istri kalian) adalah pakaian bagi kalian, dan kalian (para suami) pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah : 187)
Demikian pula wanita juga disebut dengan إِزَرْ (sarung), sebagaimana perkataan seorang sahabat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala beliau diajak untuk berhijrah ke kota Madinah, dia berkata,
وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَنَمْنَعَنَّكَ مِمَّا نَمْنَعُ مِنْهُ أُزُرَنَا
“Demi Dzat yang mengutus Anda dengan Al-Haq, sungguh kami akan mencegahmu dari segala gangguan sebagaimana kami mencegah segala gangguan yang mengancam istri-istri kami.”([1])
Dan terkadang dalam istri dalam bahasa Arab juga disebut dengan فِرَاشٌ (tempat tidur), karena kebiasaan wanita berada di tempat tidurnya, dan karena kedekatan seorang suami dengan istri sehingga menyebut istri mereka dengan فِرَاشٌ. Oleh karenanya sebagian Ahli Tafsir menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan فِرَاشٌ dalam ayat ini adalah wanita-wanita dunia yang masuk di surga. Pendapat ini didukung dengan firman Allah Subhanahu wa ta’ala pada ayat setelahnya yang menyebutkan,
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً
“Kami ciptakan mereka secara langsung.” (QS. Al-Waqi’ah : 35)
Jika yang dimaksud dengan فُرُشٍ adalah wanita-wanita dunia yang masuk surga, maka ayat ini akan memberi pengertian bahwa wanita tersebut diangkat dalam artian akan disucikan, ditinggikan akhlaknya, dimuliakan, diperindah raut wajah mereka, dan yang lainnya. Adapun mengapa wanita-wanita tersebut mendapatkan keutamaan itu, maka firman Allah “Kami ciptakan mereka secara langsung” maksudnya adalah Allah Subhanahu wa ta’ala yang merubah mereka dengan perubahan-perubahan tersebut. ([2])Oleh karenanya, sebagaimana dalam sebuah riwayat suatu ketika ada seorang nenek tua yang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
يَا رَسُوْلَ اللهِ اُدْعُ اللهَ أَنْ يُدْخِلَنِيْ الْجَنَّةَ فَقَالَ: يَا أُمَّ فُلَانٍ إِنَّ الْجَنَّةَ لاَ تَدْخُلُهَا عَجُوْزٌ، قَالَ: فَوَلَّتْ تَبْكِيْ فَقَالَ: أَخْبِرُوْهَا أَنَّهَا لاَ تَدْخُلُهَا وَهِيَ عَجُوْزٌ، إن الله تعالى يقول: إِنَّا أَنْشَأْناهُنَّ إِنْشاءً فَجَعَلْناهُنَّ أَبْكاراً عُرُباً أَتْراباً
“Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar memasukkanku ke surga. Beliau pun bersabda, ‘Wahai ummu fulan, sungguh surga itu tidak dimasuki orang yang tua renta’. Al-Hasan berkata, ‘lalu nenek itu pun berpaling sambil menangis. Kemudian Nabi saw. Bersabda: Kabarkanlah kepadanya, bahwa sesungguhnya ia tidak akan masuk surga dalam keadaan tua renta, sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: Sesungguhnya Kami menciptakan mereka secara langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya’.”([3])
Hal ini juga merupakan pendapat Ibnul Qayyim rahimahullah, bahwasanya yang mengalami kehebatan bukan hanya bidadari, akan tetapi wanita-wanita salehah di dunia juga akan diubah oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dengan yang lebih cantik daripada di dunia.
Adapun jika فُرُشٍ ditafsirkan dengan kasur-kasur, maka para ulama mengatakan bahwa ini bisa ditafsirkan dengan kelaziman, yaitu Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan kasur-kasur tersebut tidak dalam keadaan kosong, melainkan Allah juga menyediakan yang menempati kasur tersebut, yaitu wanita-wanita yang dijadikan bidadari oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Dan sebagian ulama mengatakan bahwa wanita-wanita dunia yang masuk surga itu lebih utama dari pada bidadari([4]). Oleh karenanya penulis sering ingatkan kepada para wanita bahwa jika Anda ingin menjadi wanita mulia maka hendaknya bersabarlah selama di dunia ini, dengan demikian Anda akan menjadi ratu para bidadari tatkala di akhirat kelak. Dan banyak sekali lahan bagi Anda untuk bisa sabar di dunia ini, Anda bisa sabar dalam mengurus suami dan anak-anak, sabar menjaga diri, dan terlebih lagi sabar dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Ketahuilah meskipun sesungguhnya beban yang Allah berikan kepada Anda sangatlah berat, akan tetapi dengan kesabaran anda akan meraih balasan yang sangat besar, menjadi ratu para bidadari.
____________________
Footnote :
([2]) Lihat: Tafsir Al-Qurthubiy 17/210
([3]) HR. At-Tirmidzi dalam Asy-Syamaail Muhammadiyah 1/144 dan dinilai hasan oleh Al-Albani (lihat As-Shahihah 6/1221 no 2987)