16. مُّتَّكِـِٔينَ عَلَيْهَا مُتَقَٰبِلِينَ
muttaki`īna ‘alaihā mutaqābilīn
16. seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.
Tafsir :
Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa orang-orang As-Saabiquun tersebut akan bersandar di atas dipan-dipan tersebut dan saling berhadap-hadapan. Dan kita tahu bahwa مُتَّكِئِينَ adalah kondisi seseorang antara duduk dan tidur, dengan meletakkan siku dan kemudian bersandar. Ini menunjukkan bahwa mereka berada dalam kondisi sehat dan sedang dilayani. Dan demikianlah kondisi para raja yang sedang duduk menikmati pandangan di hadapan mereka. Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala juga menyebutkan bahwa mereka saling berhadap-hadapan. ([1]) Tentunya ini menunjukkan adab yang mulia tatkala di surga, dimana seseorang berbicara dengan saling berhadap-hadapan. Maka dengan kondisi tersebut, mereka saling berbicara satu sama lain, berbicara dengan keluarga dan kawan-kawannya, bahkan berbicara dengan bidadari([2]). Tentunya ini menunjukkan kebahagiaan yang luar biasa, karena berbeda halnya jika kita berbicara kepada seseorang, namun orang tersebut melihat ke kanan dan ke kiri, kita seakan-akan tidak dihargai.
_________________
Footnote :